REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Alat skrining Covid-19 karya UGM, Genose C19, belakangan banyak jadi perbincangan. Banyak dari mereka yang mengapresiasi Genose C19 karena lebih praktis, tidak sakit dan murah dibanding alat skrining covid-19 lainnya.
Sayangnya, usai memperoleh izin edar dan dipasarkan, ada yang justru mengambil keuntungan dari Genose, terutama tentang penetapan harga jual di pasaran. Salah satunya seperti yang dijual di salah satu situs belanja daring baru-baru ini.
"Di sana terlihat Genose dijual dengan harga beragam. Ada yang 75, 80 bahkan 90 juta," kata Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Dr Hargo Utomo, Selasa (2/2).
Hargo menegaskan, distribusi Genose sudah dikelola PT Swayasa Prakarsa. Saat ini telah ada tiga distributor resmi Genose dan menyusul tiga distributor lain, dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 62 juta per unit sebelum dikenakan pajak.
"Harganya sudah ditentukan dan tidak diperbolehkan menjual di atas harga tersebut," ujar Hargo.
Untuk itu, Hargo berharap, masyarakat berhati-hati dan waspada dengan tawaran untuk membeli Genose selain melalui distributor resmi yang ditunjuk. Saat ini, Genose juga belum ditawarkan melalui situs belanja online.
Hargo yang juga mewakili UGM Science Techno Park menambahkan, pemasaran Genose C19 kini diprioritaskan untuk penanggulangan Covid-19. Baik layanan kesehatan, RS, layanan publik, pemerintahan, sekolah, pesantren, kampus dan industri.
"Dalam tahap ini, belum diprioritaskan untuk skala rumah tangga atau perseorangan," kata Hargo.