REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Solo, Jawa Tengah, melakukan penelitian terhadap sel punca atau stem cell sebagai terapi adjuvan bagi pasien Covid-19. Penelitian berjudul "Manfaat Terapi Adjuvan Sel Punca Mesenkimal Normoksia Berasal Satu Donor Tali Pusat Manusia pada Pasien Covid Derajat Berat" tersebut melibatkan 40 dokter dari berbagai disiplin ilmu di RSUD dr Moewardi.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh RSUP dr Sardjito Yogyakarta dan RSUP dr Hasan Sadikin Bandung. Penelitian terkait efektivitas sel punca mesenkimal untuk meningkatkan luaran terapi Covid-19 terutama derajat berat yang melibatkan berbagai disiplin ilmu tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan RSUD dr Moewardi.
Direktur RSUD dr Moewardi yang juga penanggung jawab penelitian, Cahyono Hadi, menjelaskan sel punca merupakan sel yang belum terdiferensiasi sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang biak dan berdiferensiasi menjadi sel-sel lain yang lebih spesifik pada tubuh manusia.
Sel punca diklaim sangat penting untuk perkembangan, pertumbuhan, dan perbaikan sel atau jaringan pada tubuh. Sebab, sel punca mampu memperbaharui diri dengan membelah kemudian berdiferensiasi menjadi sel-sel, jaringan, dan organ tubuh yang lebih spesifik.
Selain itu, sel punca juga memiliki efek parakrin, yakni mengeluarkan cairan yang berisi growth factor dan beberapa kemokin serta exosome yang berfungsi sebagai anti inflamasi, anti fibrosis, imunomudulator, dan banyak fungsi yang lain.
"Dengan sifatnya sebagai antiperadangan dan Immunomodulatori diharapkan mampu mencegah badai sitokin pada Covid-19 sehingga akan menghambat perburukan dan kematian dari pasien Covid-19 ini serta lama rawat inap menjadi lebih singkat," jelasnya.
Menurutnya, sel punca dapat berasal dari sumsum tulang, lemak, tali pusat, plasenta, atau jaringan lain. Namun, dari berbagai sumber tersebut, sel punca yang berasal dari tali pusat menjadi pilihan untuk pengobatan pasien yang terinfeksi Covid-19.
"Riset ini sesuai dengan protokol dan peraturan yang berlaku, yakni telah mendapatkan izin Ethical Clearance dari Komisi Etik Litbangkes sebagai pemegang mandat untuk Multi Center Clinical Trial dan izin PPUK dari BPOM sehingga penelitian ini resmi," imbuh dokter spesialis kebidanan dan kandungan tersebut.
Ketua Komite Stem Cell RSUD dr Moewardi, Bintang Soetjahjo, mengatakan ada beberapa alasan penggunaan tali pusat. Salah satunya, tali pusat merupakan salah satu sumber terkaya sel punca karena memiliki konsentrasi sel punca yang tinggi, dan sumber sel punca yang luas.
Selain itu, sel punca mesenkimal dari tali pusat memiliki waktu penggandaan yang cepat, dapat diperluas secara efisien di laboratorium, dapat diekstraksi secara non-invasif, lebih plastisitas, dan kemungkinan lebih potensial.
"Penelitian ini untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan pemberian intravena alogenik sel punca mesenkimal normoksia berasal satu donor tali pusat ASPMN-TP sebagai terapi adjuvant pada pasien Covid-19 derajat berat dengan jumlah sampel 42 pasien yang dibagi dalam tiga center," terang dokter spesialis Orthopedi dan Traumatologi tersebut.
Produk ASPMN-TP yang digunakan berasal dari PT Bifarma Adiluhung yang sudah memiliki sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Anggaran penelitian bersumber dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Kemenristek/BRIN.
Penelitian tersebut diperkirakan berlangsung selama satu tahun dimulai sejak awal pengerahan subjek sampai dengan akhir masa follow-up. Penelitian itu juga merupakan satu-satunya penelitian Triple Helix yang melibatkan Akademisi-Bisnis-Goverment (ABG).
Diharapkan, penelitian ini memberikan sejumlah manfaat. Antara lain, memberikan alternatif terapi adjuvant pada pasien Covid-19 derajat berat, menurunkan angka perburukan pasien ke derajat kritis dan kematian akibat Covid19, serta menjadi dasar penelitian internasional selanjutnya mengenai alogenik sel punca mesenkimal normoksia berasal satu donor tali pusat (ASPMN-TP) dan Covid-19.
Selain itu, manfaat bagi rumah sakit, di antaranya mendapatkan data untuk dijadikan pertimbangan terapi adjuvant pada pasien Covid-19. Kemudian, mempercepat waktu penyembuhan pasien Covid-19 sehingga menekan lama rawat inap dan biaya perawatan. Serta meminimalisasi komplikasi dan kerusakan pada paru dan organ tubuh pasien lainnya.