Selasa 02 Feb 2021 20:13 WIB

Senior Demokrat Nilai Kongres Luar Biasa Bukan Hal Haram

Senior Partai Demokrat menilai AHY tak perlu takut dengan KLB.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Forum Senior dan Pendiri Partai Demokrat menggelar konferensi pers di Kuningan, Jakarta, Selasa (2/2).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Forum Senior dan Pendiri Partai Demokrat menggelar konferensi pers di Kuningan, Jakarta, Selasa (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tudingan yang dilontarkan oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), terkait adanya gerakan yang ingin mengkudeta dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat semakin memanas. Jumlah pendiri dan senior Partai Demokrat justru menanggapi dengan mendesak agar digelar Kongres Luar Biasa (KLB).

Mantan Ketua DPD Partai Demokrat Sulteng, Ahmad Yahya menegaskan KLB telah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. Sehingga bukan bentuk inkonsitusional jika ada desakan untuk melakukan hal tersebut.

Baca Juga

"Usulan KLB sepenuhnya adalah hak DPC dan DPD sebagai pemegang hak suara, sedangkan DPP hanya memiliki satu hak suara, dan apabila itu dilarang atau menjadi satu hal yang tabu maka yang bersangkutan tidak memahami aturan dan azas dalam berorganisasi," kata Ahmad dalam konferensi pers di Kuningan, Jakarta, Selasa (2/2). 

Ia melanjutkan, KLB juga merupakan alternatif untuk menguji kemampuan atau kepiawaian seorang pimpinan dalam membesarkan partai. Sementara mantan Wasekjen Partai Demokrat Syofwatillah Mohzaib menegaskan, KLB bukanlah hal yang aneh dan haram dalam perjalanan Parpol.

"Ini juga sesuatu peringatan untuk Bapak AHY dan pengurus-pengurus yang lain, kalau memang mampu mengayomi memimpin Partai Demokrat dengan baik kenapa harus dikhawatirkan? enggak perlu khawatir, kalau memang benar dan baik. Kalau seluruh DPD dan DPC 100 persen tetap untuk Mas AHY itu juga tidak mengkhawartirkan, enggak ada masalah," tegasnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement