Selasa 02 Feb 2021 20:21 WIB

Vaksin Sinovac Datang Empat Bulan Lebih Cepat

140 juta dosis bulk atau bahan baku vaksin Sinovac akan didatangkan lebih cepat.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas memeriksa suhu pada Envirotainer yang berisi bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac setibanya, di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/2). Sebanyak 10 juta bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac tahap dua kembali tiba di Indonesia dan menambah jumlah bahan baku vaksin Covid-19 yang telah datang sebelumnya sebanyak 15 juta dosis.
Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Petugas memeriksa suhu pada Envirotainer yang berisi bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac setibanya, di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/2). Sebanyak 10 juta bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac tahap dua kembali tiba di Indonesia dan menambah jumlah bahan baku vaksin Covid-19 yang telah datang sebelumnya sebanyak 15 juta dosis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 140 juta dosis bulk atau bahan baku vaksin Sinovac akan didatangkan lebih cepat ke Indonesia. Pabrikan farmasi asal China, Sinovac, akan mempercepat pengiriman dari yang awalnya dijadwalkan bulan November menjadi bulan Juli sudah rampung. 

Pengiriman vaksin Covid-19 buatan Sinovac memang terus dilakukan. Hari ini, Selasa (2/2), tiba lagi 10 juta dosis bulk vaksin, ditambah 1 juta dosis overfill atau ekstra volume. Dosis overfill ini diberikan Sinovac untuk mengantisipasi kendala produksi oleh PT Bio Farma. 

"Jadi total 11 juta dosis. Setelah sebelumnya pada 12 Januari 2021, Indonesia juga menerima 15 juta dosis bulk dengan tambahan overfill 1,5 juta dosis," ujar Juru Bicara PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, saat menerima kedatangan vaksin di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (2/2). 

Jika ditotal, maka sudah ada 28 juta dosis vaksin Covid-19 (di luar overfill) yang sudah tiba di Indonesia. Pada dua pengiriman pertama, sebanyak 3 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi yang dijuluki Coronavac lebih dulu tiba. Coronavac inilah yang digunakan pemerintah untuk program vaksinasi periode awal bagi 1,5 juta orang dalam kelompok prioritas yakni tenaga kesehatan dan SDM kesehatan. 

Bambang menjelaskan, sebanyak 15 juta dosis bulk vaksin yang tiba Januari lalu sudah mulai masuk proses produksi oleh Bio Farma sejak 14 Januari 2021. Produksi dari bulk vaksin ini akan digarap dalam 13 batch, dengan masing-masing batch menghasilkan sekitar 1 juta dosis. 

"Jadi nanti setara dengan 13 juta dosis. Ini diperkirakan akan selesai produksi untuk yang 15 juta dosis pada 11 Februari 2021," ujar Bambang. 

Sementara untuk bulk yang baru tiba hari ini, proses produksi baru akan dimulai pada 13 Februari 2021 dan ditargetkan rampung pada 20 Maret 2021. Semua bulk yang diolah menjadi produk jadi, ujar Bambang, tetap harus melalui rangkaian uji mutu ketat oleh Bio Farma dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

"Untuk memastikan bahwa vaksin yang kita hasilkan memenuhi standar kualitas dan standar mutu yang telah ditetapkan. BPOM akan mengeluarkan hasil uji dalam bentuk lot release," kata Bambang. 

Vaksin Covid-19 yang diolah Bio Farma dari bulk ini akan nantinya akan dijuluki Covid-19 Vaksin (vaccine), sehingga berbeda dengan Coronavac yang merupakan produk jadi langsung dari Sinovac. Vaksin olahan Bio Farma nantinya akan disuntikkan kepada petugas publik dan tenaga pelayanan publik, termasuk TNI-Polri mulai akhir Februari 2021. 

Bambang juga menambahkan, demi menjaga kualitas maka proses distribusi Covid-19, vaksin oleh Bio Farma menggunakan sistem manajemen distribusi vaksin (SMDV) yang terintegrasi dilengkapi dengan dashboard 'Internet of Things'.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement