REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Bina Marga DKI Jakarta masih mengevaluasi hasil uji coba tiga untuk umum (open traffic) jalan layang (flyover) Lenteng Agung dan Tanjung Barat. "Setelah diujicoba kita akan evaluasi dulu, bagaimana tingkat efektivitas dan kemanfaatannya," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (2/2).
Hari mengatakan, Selasa (2/2) merupakan hari terakhir uji coba jalan layang U Turn Lenteng Agung dan Tanjung Barat dan setelah pukul 21.00 WIB, jalan tersebut kembali ditutup untuk umum. Hari mengatakan, hasil evaluasi uji coba itu nantinya akan disampaikan kepada publik, termasuk di antaranya kekurangan pekerjaan proyek tersebut seperti kondisi marka, rambu-rambu dan kelengkapan jalan lainnya.
Hal itu karena selama uji coba, masih ada pekerjaan lapangan yang dilakukan, yakni penyelesaian jembatan penyeberangan orang (JPO) baik di jalan layang Lenteng Agung maupun Tanjung Barat. "Kita harapkan pekerjaan JPO ini dapat diselesaikan dalam waktu dekat," kata Hari.
Keberadaan JPO ini untuk memfasilitasi penyeberang jalan yang akan melintasi rel kereta api dari arah timur ke barat maupun sebaliknya. Meski belum diketahui secara pasti tingkat efektivitas dan kemanfaatannya, Hari memastikan, keduanya dapat meniadakan kemungkinan terjadinya kecelakaan antara pengguna jalan dan kereta api dalam melintasi perlintasan sebidang yang ada.
"Masyarakat menyambut baik dengan dibukanya kedua jalan layang ini karena yang sebelumnya harus memutar jauh di putaran Srengseng Sawah (Universitas Pancasila) maka jika ini selesai, dapat memangkas baik dari segi jarak maupun waktu tempuh," kata Hari.
Jalan layang Lenteng Agung-IISP dan Tanjung Barat telah diujicobakan selama tiga hari dengan jadwal, Ahad (31/1) pada jam 08.00 - 21.00 WIB. Selanjutnya Senin (1/2) pada jam 06.00 sampai dengan 21.00 WIB dan Selasa (2/2) pada jam 06.00 - 21.00 WIB.
Jalan layang Lenteng Agung memiliki panjang 430 meter di sisi barat dan 450 meter di sisi timur dengan lebar 6,5 meter. Sedangkan jalan layang Tanjung Barat sisi barat mencapai 540 meter dan sisi timur 590 meter.
Pembangunan jalan layang Lenteng Agung dan Tanjung Barat ini bertujuan untuk mengurai kemacetan lalu lintas, menghapus perlintasan sebidang kereta api, meminimalisir kecelakaan lalu lintas dengan kereta api dan mengamankan perjalanan kereta api. Kedua jalan layangini dirancang menarik dengan mengambil bentuk seperti tapal kuda yang saling membelakangi dengan total investasi mencapai Rp306,81 miliar.