REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono memastikan tenaga kesehatan yang bertugas mendapatkan perhatian yang baik. Perhatian ini termasuk kondisi kesehatan maupun psikologisnya.
"Dihadapkan pada penanganan kasus sedang hingga berat, bagi tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat, tentu memiliki beban psikologis," katanya, dalam dialog "Update RS Darurat Wisma Atlet: Perlindungan Tenaga Kesehatan" secara daringdi Jakarta, Selasa (2/2).
Tugas mengatakan, beban psikologis yang dihadapi masing-masing tenaga kesehatan tidak sama. Misalnya mereka yang ditugaskan di ruang ICU (intensive care unit) memiliki beban lebih besar.
Karena itu, kata dia, RSD Wisma Atlet memastikan pemberian perhatian khusus bagi para tenaga kesehatan, yakni dengan memperpendek masa pergantian shift atau jam kerja.
Secara umum, ia menyebutkan jam kerja tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet selama delapan jam. Tenaga kesehatan juga mendapatkan libur atau istirahat selama 32 jam sebelum memulai shiftnya kembali.
"Jadi ada satu tim besar terdiri dari lima tim kecil. Otomatis bisa delapan jam kerja, kemudian setelah itu off 32 jam, kemudian baru kerja lagi. Ada satu hari lebih waktu istirahat," ujarnya.
Dengan begitu, kata dia, tenaga kesehatan memiliki waktu cukup untuk beristirahat dan mengisi waktu dengan berolahraga atau kegiatan lain untuk meningkatkan kebugaran dan menyegarkan psikologisnya.