Rabu 03 Feb 2021 09:50 WIB

Studi: Antibodi Penyintas Covid-19 Setidaknya Tahan 6 Bulan

Studi baru menyebut penyintas Covid-19 antibodinya tinggi selama 6 bulan pascpulih.

Rep: Puti Almas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Terapi plasma darah dari penyintas Covid-19 disebut bisa membantu perawatan pasien Covid-19. Itu karena darah penyintas memiliki antibodi Covid-19. Ilustrasi
Foto: EPA-EFE/Bienvenido Velasco
Terapi plasma darah dari penyintas Covid-19 disebut bisa membantu perawatan pasien Covid-19. Itu karena darah penyintas memiliki antibodi Covid-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah studi terbaru di Inggris menunjukkan hampir semua penyintas Covid-19 memiliki tingkat antibodi yang tinggi, setidaknya selama enam bulan pascapulih. Dengan tingkat antibodi yang tinggi tersebut, mereka cenderung terlindungi dari infeksi ulang.

Studi tersebut melibatkan orang-orang di seluruh Inggris yang dinyatakan postif Covid-19 dan berapa lama antibodi masing-masing bertahan.

Di antara peserta yang merupakan pasien Covid-19, sebanyak 99 persen antibodi mereka bertahan untuk melawan infeksi virus corona jenis baru selama tiga bulan. Selain itu, setelah enam bulan penuh, sebanyak 88 persen di antaranya masih memiliki tingkat antibodi tinggi.

“Meski kami tidak dapat memastikan bagaimana hal ini berkaitan dengan kekebalan, hasilnya menunjukkan bahwa pasien Covid-19 yang sembuh mungkin terlindungi dari infeksi berikutnya setidaknya selama enam bulan," ujar Naomi Allen, kepala ilmuwan di Biobank Inggris, tempat studi dilakukan, dilansir The National, Rabu (3/2).

Allen mengatakan temuan dalam studi itu juga sesuai dengan hasil penelitian lain di Inggris dan Islandia, yang menemukan antibodi terhadap virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 cenderung bertahan bahkan hingga  berbulan-bulan pada orang-orang yang sudah pulih.

Sebuah penelitian terhadap petugas kesehatan Inggris yang diterbitkan pada bulan lalu menemukan bahwa orang yang menderita Covid-19 kemungkinan besar terlindungi setidaknya selama lima bulan. Namun, ini juga menunjukkan bahwa  mereka yang memiliki antibodi mungkin masih dapat membawa dan menyebarkan virus.

Studi Biobank Inggris juga menemukan bahwa proporsi orang Inggris dengan antibodi Covid-19,  ukuran yang dikenal sebagai seroprevalensi, naik dari 6,6 persen pada awal penelitian yang dilakukan pada Mei hingga Juni 2020, menjadi 8,8 persen pada November hingga Desember tahun yang sama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement