Rabu 03 Feb 2021 10:54 WIB

Presiden Prancis Serukan Akses Global untuk Vaksin Covid-19

Ia khawatir virus akan berkembang di negara miskin.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Peneliti bekerja di laboratorium vaksin perusahaan farmasi Prancis, Sanofi, di Marcy-l
Foto: EPA-EFE/GONZALO FUENTES/POOL MAXPPP OUT
Peneliti bekerja di laboratorium vaksin perusahaan farmasi Prancis, Sanofi, di Marcy-l

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (2/2) malam memastikan akses global ke vaksin di Eropa dan negara miskin dan berkembang untuk melawan Covid-19. Hal itu dibicarakan melalui sambungan telepon dengan saluran TF1 dan LCI setelah pertemuan dengan perwakilan laboratorium tentang produksi vaksin. 

Macron mengatakan, kendala di Eropa bukan pada intelektual semata tetapi kemampuan memproduksi vaksin lebih cepat dan dalam jumlah banyak. "Kita harus memproduksi dulu untuk diri kita sendiri, tapi kemudian kita juga perlu segera memikirkan tentang negara miskin, berkembang dan ekonomi pasar berkembang di Afrika, Amerika Selatan, dan sebagainya," ujar Macron dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (3/2),

"Jika kita tidak memvaksinasi di negara-negara ini, virus akan bermutasi lagi dan kembali ke negara kita," ujarnya melanjutkan.

Macron juga menekankan perlunya memastikan produksi yang lebih cepat dan lebih kuat. Dia juga mengatakan, kampanye vaksin Eropa akan berhasil jika negara-negara Eropa ada pada ritme yang sama di wilayah manapun.

Dia mengumumkan, Prancis akan melakukan bagiannya untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan membuka empat lokasi antara akhir Februari dan awal Maret untuk memproduksi dosis lebih cepat. Macron juga memperingatkan, virus akan terus berkembang dan satu-satunya cara merespons varian tersebut adalah dengan vaksin.

Baca juga : Film Justice League Terbaru Ubah Penampilan Joker

"Kita akan hidup dengan virus. Karena itu, kita harus merencanakan apa yang akan diproduksi pada musim gugur dan musim dingin mendatang," katanya.

Mengenai situasi domestik, Macron mempertahankan kecepatan vaksin sesuai rencana. Dia pun meyakinkan, semua orang dewasa di Prancis yang menginginkan vaksin akan menerimanya pada akhir musim panas. Kampanye Prancis telah dikritik karena lajunya yang lambat dan kekurangan dosis. Prancis telah mengamankan 2,3 miliar dosis vaksin.

Sejak Desember, 1.586.375 orang telah menerima setidaknya satu suntikan. Sementara 90.518 orang telah divaksinasi penuh.

Macron menggarisbawahi, strategi vaksinasi tidak akan memutuskan manajemen jangka pendek pandemi. Dia menyerukan untuk meningkatkan kemungkinan karantina wilayah kembali dalam beberapa hari mendatang. 

Pihak berwenang secara tepat mengikuti angka kontaminasi, orang yang masuk rumah sakit, dan pasien pemulihan ketika virus itu beredar dengan kecepatan tinggi. Ada 20 ribu-25 ribu infeksi baru per hari. 

Baca juga : Abu Janda-Pandji Pragiwaksono Gagal Paham tentang NU?

Karena itu, Macron mendesak rakyatnya waspada. Menurut angka terakhir, 23.337 kasus baru tercatat dalam 24 jam terakhir, ada 726 kematian baru dalam satu hari di seluruh Prancis.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement