REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Bambang Brodjonegoro menegaskan, Gadjah Mada Electric Nose Covid-19 atau Genose C19 bukan alat untuk mendiagnosa Covid-19. Bambang mengatakan saat ada yang menggunakan alat Genose belum bisa dikatakan tidak atau sudah terpapar Covid-19.
“Justru ini alat screening supaya ketahuan penumpang tidak terpapar Covid-19,” kata Bambang saat uji coba penerapan Genose di Stasiun Pasar Senen, Rabu (3/2).
Dia mengatakan, Genose untuk melakukan screening memisahkan penumpang yang tidak dan boleh naik kereta api jarak jauh. Jika hasil Genose menunjukkan positif, Bambang menuturkan harus ada pemeriksaan PCR test terlebih dahulu.
“Jadi yang saya tekankan Genose ini tidak didesain untuk menggantikan, hanya screening. Jadi nanti di kereta kondisinya relatif bebas paparan virus,” ujar Bambang.
Bambang menambahkan, saat ini Genose juga sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Selain itu, Genose menurutnya juga sudah melakukan uji validitas terhadap PCR test dengan dua ribu sampel dengan hasil akurasinya 90 persen.
“Genose ini menggunakan pendekatan artificial intelligence maka mesin ini akan selalu memperbaiki akurasi dari pemeriksaan. Semakin banyak dipakai akan semakin akurat dan akan terus dilakukan update,” jelas Bambang.