REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tak menampik salah satu pekerjaan rumah saat ini adalah bisa menjaga produksi Blok Mahakam, bahkan bisa menggenjot produksi. Padahal, pascaditinggal Total dan beralih ke Pertamina, Blok Mahakam sudah tidak attractive lagi.
Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto menjelaskan saat ini Blok Mahakam memproduksi minyak sebesar 27,2 ribu barel per hari dan 229,6 BCF. Untuk bisa meningkatkan produksi ini perlu ada strategi.
"Dari baseline POD yang ada memang masih ada eksisting gas 1 TCF dan minyak sampai 36 juta barel. Pengembangan jangka panjang perlu memang kita lakukan EOR di Mahakam," ujar Dwi di Komisi VII DPR RI, Rabu (3/2).
Dwi juga menjelaskan dengan adanya EOR maka tingkat cadangan yang bisa diproduksi bisa naik mencapai 6,9 BCF untuk gas dan 17,3 juta barel untuk minyak.
"Kami berencana untuk bisa melakukan pengembangan di 620 sumur infill, 655 well intervention (short term dan mid term) dan juga pemasangan 9 kompresor baru, dan pembangunan 6 platform baru," ujar Dwi.
Untuk tahun ini, kata Dwi SKK Migas berupaya untuk bisa menggenjot produksi minyak sebesar 22 ribu barel per hari dan gas sebesar 434,89 mmscfd. "Ini kami melihat potensi yang bisa ditingkatkan," tambah Dwi.
Disatu sisi, kata Dwi pemerintah dan SKK Migas juga sedang merumuskan insentif fiskal untuk Pertamina agar bisa mendorong pertambahan produksi migas di Blok Mahakam.