REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum (Ketum) KONI Pusat Marciano Norman menyatakan, menghentikan kompetisi olahraga di masa pandemi Covid-19 bukan pilihan. Karena siapa pun saat ini tidak tahu kapan pandemi akan berakhir.
"Kita tidak boleh menyerah perlu mencari solusi, cari titik temu," ujar Ketum KONI Pusat Marciano Norman dalam webinar yang digelar SIWO PWI Pusat dengan tema "Harapan Olahraga Indonesia di Tengah Pandemi", Rabu (3/2).
Menurut Marciano, stakeholder olahraga, KONI, cabang olahraga yang ada kompetisi, pemerintah, Satgas Covid-19, dan kepolisian harus duduk bersama mencari titik temu. "Apa saja yang harus dilakukan agar kompetisi bisa digelar," kata dia.
Marciano melanjutkannya, kepolisian punya standar, Satgas Covid-19 pun punya standar. Ini harus disatukan agar kompetisi bisa digelar. "Nanti kita bersama cabor akan memenuhi standar tersebut. Di dunia internasional sudah digelar berbagai event olahraga, yang terbaru bulu tangkis di Bangkok, Thailand."
Ajang single event nasional, menurut Marciano, akan berkaitan dengan pelaksanaan multievent Pekan Olahraga Nasional (PON) mendatang. "Kalau ada event olahraga single event bisa digelar seperti basket, bola, atau voli saya optimistis PON 2020 juga akan bisa digelar," jelasnya.
Saat ini masih ada tiga kemungkinan mengenal PON 2020 Papua. Pertama, digelar normal dengan penonton. Kedua, digelar tanpa penonton. Dan opsi terburuk jika pandemi semakin tinggi maka bisa saja PON 2020 Papua kembali ditunda. "Tetapi saya optimistis tetap bisa digelar tepat waktu tahun ini," ujar Marciano.
Mengenai ada atau tanpa penonton PON nanti akan dibahas lagi. KONI, PB PON, dan Kemenpora terus koordinasi. "Untuk kesiapan venue PON 2020 sudah 90 persen. Akomodasi dan transportasi terus diperbaiki, pelaksanaan PON evaluasi terus," tegas Marciano.