REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Beberapa jam sebelum pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas pengambilalihan militer di Myanmar, China pada Selasa (3/2) mengatakan bahwa pihaknya sedang "bernegosiasi dengan semua pihak yang terlibat” terkait kudeta militer di negara itu.
"Setiap langkah yang dibuat oleh komunitas internasional harus membantu Myanmar membawa stabilitas politik dan sosial, membantu menemukan solusi damai dan menghindari konflik lebih lanjut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada konferensi pers di Beijing.
Wang menyoroti pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang Myanmar pada Selasa, lapor harian China Global Times.
"China sedang bernegosiasi dengan semua pihak yang terlibat," tambah Wang.
Pada Senin (1/2), militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat setelah menahan Presiden Win Myint, Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, dan anggota senior lainnya dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang berkuasa.
Kudeta terjadi beberapa jam sebelum sesi pertama parlemen negara itu setelah pemilu pada November di mana partai yang berkuasa Suu Kyi meraih kemenangan besar.
Militer mengklaim kudeta itu dilakukan karena "kecurangan pemilihan" dalam pemungutan suara yang didominasi oleh NLD di parlemen.