REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pelatih Juventus, Andrea Pirlo, memastikan tim yang bermain di semifinal Coppa Italia melawan Inter Milan adalah Juventus yang asli. Bukan tim yang kalah dari Inter Milan pada dua pekan lalu.
Pertemuan kedua tim menarik perhatian publik karena sebelumnya Juventus kalah dari Inter Milan pada kompetisi Seri A Italia dengan skor 0-2. Namun kini Juventus bisa membalikkan keadaan dengan menaklukkan Inter Milan di leg pertama semifinal Piala Coppa di Stadion San Siro, Milan, dengan skor 2-1.
"Kami bukanlah kami yang asli ketika melawan Inter Milan di liga, itu kesalahan. Tapi itu juga pelajaran berharga dan kami memperbaiki kesalahan yang dibuat dalam pertandingan itu," kata Pirlo dilansir dari laman Football Italia, Rabu (3/2).
Juventus memang tertinggal terlebih dahulu dari lewat gol Lautaro Martinez di menit kesembilan. Namun Nyonya Tua membalasnya dengan dua gol dari Cristiano Ronaldo termasuk mengeksekusi tendangan penalti.
"Ini baru leg pertama, kami belum mencapai apa-apa. Hal ini membuktikan bahwa jika kami konsentrasi penuh, akan sulit bagi siapa pun untuk melawan kami. Kami tahu kekuatan kami," kata Pirlo.
Mantan pemain Juventus ini mengaku tidak mudah untuk mempertahankan intensitas ini saat bermain di tengah-tengah jadwal padat. Dia pun mengapresiasi pemain yang tetap bersemangat meski tertinggal gol.
Di sisi lain, terdapat banyak kejutan malam itu. Salah satunya adalah menurunkan Merih Demiral dan Matthijs de Ligt sebagai duet bek tengah dibandingkan Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini. Selain itu, Ronaldo sempat kesal karena Pirlo menariknya keluar.
"Mau itu Bonucci atau Demiral yang bermain seharusnya tidak ada bedanya. Saya mengerti bahwa Ronaldo tidak senang diganti, namun tepat untuk mengistirahatkannya demi laga Serie A nanti. Dia tidak bisa mengungkapkan kritiknya dengan cara yang lebih baik daripada yang dia lakukan malam ini," kata Pirlo.
Di sisi lain, Pirlo mengakui bahwa titik balik kebangkitan timnya adalah ketika menang atas Napoli di Supercoppa Italia. Menurutnya, pertandingan sengit itu mampu memicu semangat pemain.
"Mengangkat trofi itu membuat kami sadar bahwa kami kuat dan dapat bersaing untuk setiap tujuan. Kami akan bermain setiap tiga hari dan ada beberapa laga besar di Februari. Kami akan mengambil satu pertandingan pada satu waktu dan kemudian melihat posisi kami di mana pada akhir musim nanti," kata Pirlo menjelaskan.