REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China akan menyumbangkan 10 juta dosis vaksin Covid-19 kepada Covax. Covax adalah program yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyediakan 20 persen vaksin gratis bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
"Ini adalah langkah penting lainnya yang diambil oleh China untuk mempromosikan distribusi vaksin yang adil, memajukan kerja sama internasional dalam memerangi pandemi, dan menegakkan konsep komunitas kesehatan global untuk semua," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam konferensi pers pada Rabu (3/2), dikutip laman China Global Television Network.
Dia berharap langkah China dapat diikuti negara lainnya. “Kami berharap negara-negara yang mampu di komunitas internasional dapat berperan aktif dan mengambil tindakan nyata untuk mendukung Covax serta kerja WHO, sehingga dapat membantu negara-negara berkembang menerima vaksin tepat waktu," ujarnya.
Wang menilai jika hal itu dapat dilakukan, pandemi bisa ditangani dan dikalahkahkah pada waktu yang lebih awal. Dia mengungkapkan saat ini negaranya tetap menjalin komunikasi erat dengan WHO. China, kata dia, bakal berusaha mengubah vaksin Covid-19 menjadi barang publik global.
China akan terus mempromosikan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara berkembang. China secara resmi bergabung dengan Covax pada Oktober 2020. Menurut data John Hopkins University, sejauh ini dunia telah mencatatkan hampir 104 juta kasus Covid-19. Pandemi telah membunuh lebih dari 2,2 juta masyarakat dunia.
Baca juga : Vaksinasi Tahap Dua Dimulai dari Para Penggerak Ekonomi