REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, vaksin mandiri Covid-19 belum dijalankan di Tanah Air. Hingga kini, pemerintah masih mendiskusikan persoalan tersebut dengan para ahli.
"Belum ada pembicaraan mengenai vaksin mandiri dan belum dijalankan karena masih konsultasi dengan para ahli," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika, Rabu (3/2).
Baru-baru ini viral vaksin Covid-19 yang ditawarkan Rumah Sakit (RS) Pelni di Slipi, Jakarta. Namun, informasi tersebut telah ditarik.
Terkait persoalan vaksin mandiri yang sempat ditawarkan oleh RS Pelni, Nadia tidak mau berkomentar banyak. Menurutnya, RS Pelni sudah membuat klarifikasi dan mereka telah menarik informasi tersebut.
Sebelumnya, beredar vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pelni. Dalam poster tersebut tercantum juga jenis vaksin Covid-19 beserta harga dan keterangan usia penerima, dosis, dan jarak antar vaksin mulai dari Sinovac, Moderna, Pfizer, AstraZeneca, Novavax dan Sinopharm. Berdasarkan siaran pers yang diterbitkan PT Pertamina Bina Medika IHC sebagai holding yang menaungi PT RS Pelni dinyatakan, informasi yang beredar mengenai layanan vaksin Covid-19 RS Pelni tersebut benar dikeluarkan oleh RS Pelni pada Selasa, 2 Februari 2021.
Baca juga : Anies: Kena Covid Jauh Lebih tak Nyaman Dibanding Bermasker
Namun, sesuai peraturan presiden terkait pengadaan dan pelaksanaan vaksin Covid-19, IHC dan grup rumah sakit di bawahnya termasuk RS Pelni tidak memiliki wewenang untuk melakukan pengadaan vaksin Covid-19.
"Dengan adanya kesalahpahaman tersebut, holding RS BUMN itu memutuskan menarik informasi yang beredar tersebut," tulis keterangan yang dikutip dari laman resmi Kominfo, Rabu (3/2).
Dalam keterangan tertulis itu juga disampaikan, berkaitan dengan adanya harga beberapa vaksin Covid-19, informasi tersebut bukan merupakan informasi resmi.