REPUBLIKA.CO.ID, Sehari setelah penyerangan, Fadi berdiri di ruang kelas yang terbakar dan menatap tumpukan abu di kakinya. Para pelaku telah menumpuk buku-buku milik siswa kelas satu, menyiramnya dengan bensin dan membakarnya.
Dinding masih memamerkan pesan buruk mereka: "Matilah orang Arab" dan "Jangan hidup berdampingan dengan kanker". Ketika Fadi melihat ke halaman-halaman buku Arab dan Ibrani yang hangus, dia berpikir, "Ini bukan milik dunia kita."
Andrea Backhaus menuliskan kisah anak-anak Arab dan Yahudi ini dan dipublikasikan laman Qantara De. Fadi, seorang Arab Israel, pindah dari Haifa ke Yerusalem bersama keluarganya setahun yang lalu.
Putranya bersekolah di Sekolah Max Rayne Hand in Hand, salah satu fasilitas pengajaran paling terkenal di Israel, menawarkan kepada siswanya pendidikan Yahudi-Arab.