Rabu 03 Feb 2021 21:34 WIB

BMKG: Ada Peringatan Dini Cuaca Sebelum SJ 182 Terbang

Kondisi cuaca pada saat kejadian sempat memburuk.

BMKG: Ada Peringatan Dini Cuaca Sebelum SJ 182 Terbang. Sejumlah keluarga dan kerabat menaburkan bunga ke atas makam Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Kapten Afwan usai dimakamkan di TPU Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/1). Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi Pilot Sriwijaya Air SJ 182 yakni Kapten Afwan, Selain itu tim DVI juga mengidentifikasi dua korban lainnya atas nama Suyanto dan Riyanto. Dengan demikian, sudah ada 58 jenazah dari total 62 korban yang berhasil diketahui identitasnya.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
BMKG: Ada Peringatan Dini Cuaca Sebelum SJ 182 Terbang. Sejumlah keluarga dan kerabat menaburkan bunga ke atas makam Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Kapten Afwan usai dimakamkan di TPU Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/1). Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi Pilot Sriwijaya Air SJ 182 yakni Kapten Afwan, Selain itu tim DVI juga mengidentifikasi dua korban lainnya atas nama Suyanto dan Riyanto. Dengan demikian, sudah ada 58 jenazah dari total 62 korban yang berhasil diketahui identitasnya.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan sempat ada peringatan dini terkait kondisi cuaca di wilayah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang-Banten di hari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terbang dari Jakarta menuju Pontianak.

“Sempat peringatan dini cuaca bandara diberikan pada 13.15 meski kemudian jarak pandang semakin membaik,” kata Dwikorita dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, Rabu (3/2).

Baca Juga

Dia menjelaskan, kondisi cuaca pada saat kejadian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berdasarkan observasi di Bandara Soekarno-Hatta sempat memburuk pada pukul 13.31. “Di situ kita lihat warna kuning. Hingga menyebabkan pesawat melakukan hold boarding,” katanya.

Kemudian, lanjut dia, pada pukul 14.36 kondisi cuaca sudah mulai membaik, sehingga pesawat oleh pengatur lalu lintas udara (ATC) diizinkan tinggal landas, namun empat menit berselang pesawat hilang kontak. Dwikorita menuturkan telah memperkirakan akan terjadi hujan disertai petir antara pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB dengan tinggi awan cumulonimbus sekitar 1.800 kaki.

Lebih dari 80 persen bandara akan tertutup awan pada ketinggian 1.600 kaki yang terjadi di wilayah Bandara Soekarno-Hatta. “Kami melakukan observasi udara atas dengan melepaskan balon pada 9 Januari. Setiap hari kami lakukan konsisten tanggal 7, 8, 9 selama tiga hari terakhir sampai saat kejadian bahwa potensi icing (pembentukan formasi es) pada 0 sampai 20 derajat celcius berada pada ketinggian 16.000 sampai 27.000 kaki sedangkan pada ketinggian 11 ribu kaki tidak ada potensi icing,” katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement