REPUBLIKA.CO.ID, TAMAULIPAS -- Dua belas petugas polisi Meksiko ditahan atas keterlibatan mereka dalam pembunuhan sekelompok imigran bulan lalu. Pada 22 Januari lalu ditemukan 19 mayat imigran di dalam mobil yang terbakar di perbatasan Meksiko-Amerika Serikat (AS), Tamaulipas.
Sebagian besar korban diyakini imigran dari Amerika Tengah. Penyidik menduga pembantaian itu bagian dari perang antara kelompok penjahat yang memperebutkan jalur penyelundupan imigran di daerah tersebut.
Pada Rabu (3/2) BBC melaporkan Jaksa Agung Tamaulipas Irving Barrios Mojica mengatakan para petugas tersebut didakwa atas pasal pembunuhan dan penyalahgunaan kekuasaan. Korban terdiri dari 16 orang laki-laki dan satu orang perempuan. Dua jenazah hangus terbakar sehingga jenis kelamin mereka belum diketahui.
Sejauh ini bukti DNA menunjukkan dua orang korban berwarga negara Meksiko dan dua lagi orang Guatemala. Jaksa sedang menyelidiki apakah dua orang Meksiko itu terlibat dalam penyelundupan imigran ke AS atau tidak.
Sejauh ini dua orang Guatemala yang berhasil teridentifikasi melalui DNA adalah pemain sepak bola berusia 22 tahun bernama Marvin Tomás dan Élfego Roliberto Miranda Díaz. Keduanya berasal dari kota Comtancillo, Guatemala.
Sisa korban lainnya juga diyakini berasal dari Guatemala. Tes forensik mengindikasi para korban ditembak sebelum dibakar.
Hingga kini masih sedikit detail yang berhasil terungkap. Tetapi jaksa mengatakan di hari pembunuhan terjadi sejumlah mobil membawa imigran Guatemala dan Salvador ke AS 'dikawal dengan orang-orang bersenjata'.
Barrios Mojica mengatakan lokasi kejadian telah 'diubah'. Ia menekankan pada fakta mobil pick-up tempat para jenazah ditemukan terdapat 113 lubang peluru tapi tidak ada selongsong sama sekali. Jaksa agung itu juga menggambarkan laporan yang disampaikan petugas 'saling bertolak belakang'.