Kamis 04 Feb 2021 05:59 WIB

Islam di Myanmar, Pernah Lampaui Jumlah Umat Budha Lokal  

Jumlah umat Islam di Myanmar pernah melampaui penganut Budha lokal

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Jumlah umat Islam di Myanmar pernah melampaui penganut Budha lokal. Ilustrasi Muslim Myanmar
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Jumlah umat Islam di Myanmar pernah melampaui penganut Budha lokal. Ilustrasi Muslim Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muslim Rohingya diklasifikasikan sebagai salah satu kelompok yang paling teraniaya di dunia karena menjadi objek genosida sistematis oleh tentara Myanmar. 

Namun situasi umat Muslim di Myanmar sekarang ini berbeda dengan zaman dulu ketika orang-orang Muslim pertama kali datang ke Myanmar. 

Para sejarawan berpendapat bahwa kemunculan pertama umat Islam di Myanmar terjadi pada abad ke-7 ketika para pelancong Arab hendak menuju ke Tiongkok. Perjalanan mereka dimulai melalui delegasi dari Madagaskar ke wilayah Myanmar.

Namun, baru pada abad ke-9 Masehi, umat Islam mulai menyebar secara signifikan di wilayah Myanmar, sebelum berdirinya Kekaisaran Burma Pertama pada 1055 oleh Raja Anorata.

Para pelancong Muslim tiba di Myanmar melalui pantai Taninthari. Sebagian besar adalah pedagang, pengembara, pelaut, tawanan perang, pengungsi atau pelarian dari perbudakan di berbagai belahan dunia. 

Artinya, Muslim yang datang ke Myanmar berasal dari Persia, Turki, India, Cina, atau Malaysia.

Baca juga : 5 Dzikir Khusus Harian yang Disukai Allah SWT dan Manfaatnya

Kehadiran umat Islam pada waktu itu terkonsentrasi di desa-desa selatan dan permukiman dekat perbatasan Thailand saat ini. Jumlah mereka berlipat ganda di selatan hingga melebihi jumlah umat Buddha lokal. Mereka juga menikah dengan banyak kelompok etnis di Myanmar seperti Arakanese, Shan, Karen, Mon, dan lainnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement