Kamis 04 Feb 2021 09:25 WIB

Produksi Alat GeNose C19 Perlu Ditingkatkan Secara Massal

Alat screening ini agar bisa diperbanyak produksinya untuk menjangkau masyarakat luas

Pegawai PT KAI (persero) menghembuskan nafasnya pada kantong nafas untuk dites dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Pegawai PT KAI (persero) menghembuskan nafasnya pada kantong nafas untuk dites dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati menyatakan, produksi alat pengetesan Covid-19 buatan dalam negeri, GeNose C19, perlu ditingkatkan intensitasnya secara massal guna semakin memperkuat deteksi dini penularan saat pandemi. "Kami berharap alat penyaringan (screening) ini bisa diperbanyak produksinya agar dapat menjangkau seluruh masyarakat," kata Elva Hartati dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (4/2).

Apalagi, ujar Elva, tingkat keakuratan tes GeNose C19 dalam mendeteksi virus Corona mencapai 90 persen. Selain keakuratan deteksi virus yang mencapai 90 persen, menurut dia, tarif untuk tes GeNose jauh lebih murah dibandingkan tarif rapid test antigen di stasiun yang harganya mencapai Rp 105 ribu.

Baca Juga

Seperti diketahui, GeNose C19 adalah alat screening Covid-19 yang dibuat oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat ini meniru cara kerja hidung manusia dengan memanfaatkan sistem penginderaan (larik sensor gas) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk membedakan pola senyawa yang dideteksi.

GeNose C19 melakukan screening melalui embusan napas seseorang dalam rangka mendeteksi keberadaan Covid-19. Perangkat GeNose yang dikombinasikan dengan software AI terlatih untuk membedakan sampel napas yang diduga positif Covid-19 atau negatif Covid-19. Adapun alat GeNose C19 sendiri telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta penerapan alat deteksi Covid-19 buatan dalam negeri, GeNose C19 dilakukan di stasiun dengan banyak penumpang agar jangkauan lebih banyak dan merata. “Kami serahkan ke Dirut KAI untuk menyebar ke 10 atau 20 kota. Kami ingin ke stasiun yang penumpangnya banyak, jadi alat ini juga lebih teruji dan sosialisasi merata ke seluruh Jawa,” kata Menhub dalam peninjauan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta.

Menhub mengatakan penggunaan GeNose C19 juga akan dilakukan secara bertahap di stasiun-stasiun, mulai dari Stasiun Tugu Yogyakarta, Stasiun Pasar Senen Jakarta, hingga ke Semarang, Solo, Surabaya, dan Cirebon. “Proses dilakukan bertahap supaya segala sesuatu terukur dengan baik. Kami akan coba di tempat yang aman setelah Tugu dan Senen akan ke Surabaya, Semarang, Bandung, Solo dan kamimakan ke Cirebon, sehingga lebih menantang dengan lebih banyak penumpang,” ujarnya.

Budi menyebutkan dalam waktu yang bertahap akan dilakukan di 10 kota. Kemudian dalam jangka waktu tertentu ditingkatkan menjadi 20 kota.

Mulai 5 Februari 2021, KAI menyediakan layanan pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Yogyakarta sebagai syarat untuk naik KA jarak jauh. Vice President Public Relations KAI Joni Martinus menyatakan, tarif saat uji coba pemeriksaan virus Covid-19 dengan menggunakan alat GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, dibanderol Rp 20 ribu.

Joni menegaskan KAI sudah siap untuk menyelenggarakan layanan pemeriksaan GeNose C19 di stasiun, dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah menghadirkan layanan transportasi kereta api yang bebas Covid-19.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement