REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pembentukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) merupakan salah satu bentuk transformasi yang dicanangkan Kementerian BUMN. Erick menyebut tiga hal utama dalam proses transformasi BUMN yang meliputi akuntabilitas, transparasi, dan profesionalisme.
Dalam perjalanannya, ucap Erick, transformasi BUMN juga harus dilandasi fokus kepada bisnis dan juga rencana strategis jangka panjang pascacovid-19. "Alhamdulillah kemarin ketika bapak presiden meluncurkan (BSI) bisikin saya, Pak Menteri logonya bagus, tapi titip usahanya harus bagus," ujar Erick saat perkenalan PT Bank Syariah Indonesia Tbk kepada pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/2).
Sebelum pembentukan BSI, Erick bersama Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Ketua Project Management Office (PMO) BSI Hery Gunardi bersama-sama strategi bisnis dari BSI tersebut. Erick Thohir tak ingin kehadiran BSI sekadar prosesi penggabungan antara tiga anak usaha BUMN semata.
"Kalau hanya gabung-gabung saja tetapi bisnis strateginya tidak solid, jangan kita menambah bank lagi di BUMN tetapi strateginya, komitmennya tidak jelas," ucap Erick.
Erick menuturkan, BUMN selalu memberi percontohan bahwa BUMN yang cukup sustainable dalam persaingan adalah di industri perbankan lantaran adanya perbankan swasta dan asing, namun tidak menafikan peran perbankan pelat merah yang luar biasa.
Baca juga : Penangkapan Zaim Saidi, Persis: Polisi Harus Ekstra Cermat
Erick berharap manajemen BSI dapat menjaga amanah yang diberikan dengan memastikan adanya keberpihakan dan kesetaraan untuk market yang sangat percaya dengan industri finansial syariah.
"Hal ini sesuai peta jalan dari Kementerian BUMN, kita mengharapkan juga ada BUMN juga yang go global, tidak mengakuisisi tapi juga persaingan peringkat secara global," lanjut Erick.