Kamis 04 Feb 2021 10:40 WIB

PAEI: Varian Baru Covid-19 Belum Ditemukan di Indonesia

Virus Covid-19 yang ditemukan di Indonesia masih tipe Wuhan dan tipe mutasi D614G.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang teknisi laboratorium mengerjakan sampel COVID-19 di Institut biokimia medis dan diagnostik laboratorium di Rumah Sakit Universitas Umum di Praha, Republik Ceko, 14 Oktober 2020. Republik Ceko mencatat peningkatan penyakit COVID-19, peningkatan infeksi yang baru terdeteksi melebihi 8.000 lagi.
Foto: EPA-EFE/MARTIN DIVISEK
Seorang teknisi laboratorium mengerjakan sampel COVID-19 di Institut biokimia medis dan diagnostik laboratorium di Rumah Sakit Universitas Umum di Praha, Republik Ceko, 14 Oktober 2020. Republik Ceko mencatat peningkatan penyakit COVID-19, peningkatan infeksi yang baru terdeteksi melebihi 8.000 lagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Hariadi Wibisono mengatakan, sejauh ini belum ada laporan munculnya varian baru hasil mutasi Covid-19 seperti B117 di Indonesia. Virus Covid-19 yang ditemukan di Indonesia masih tipe Wuhan dan tipe mutasi D614G.  

“Sampai saat ini, data per 28 januari 2021, para virologi dari berbagai laboratorium yang ada di Indonesia belum melaporkan adanya mutasi virus yang baru. Varian virus Covid-19 yang ditemukan di Indonesia masih tipe D614G dan tipe wuhan,” ujar Hariadi dalam keterangan tertulis diterima Republika.co.id, Kamis (4/2).

Hariadi juga meminta masyarakat tidak mengkhawatirkan vaksinasi terkait mutasi baru Covid-19. “Artinya, jenis vaksin yang saat ini dipergunakan maupun yang nanti dipergunakan kepada masyarakat luas, tetap akan memberikan manfaat imunitas bagi tubuh, terlepas virusnya lama atau baru,” ujar Hariadi.

Terlepas dari itu ia mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan. Sebab, vaksinasi di Indonesia akan mencapai dampak optimal saat sudah mencakup 70 persen dari jumlah populasi di Indonesia.

Menurut pemerintah, hal itu membutuhkan waktu kira-kira 15 bulan. Sebelum hal itu terjadi, masyarakat belum bisa mendapatkan manfaat langsung dari vaksinasi. Jadi, ia meminta semua pihak pahami bahwa vaksin tidak akan menggantikan protokol kesehatan.

"Vaksinasi akan berjalan bersama-sama dengan protokol kesehatan. Meskipun nanti sudah divaksinasi, tetap menjalankan protokol kesehatan. Dan protokol kesehatan itu hanya bisa sukses kalau seluruh anggota masyarakat sadar dan berpartisipasi aktif,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement