REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog Hariadi Wibisono menyebut varian Covid-19 baru B117 belum dilaporkan ditemukan di Indonesia. Ini berdasarkan data per 28 januari 2021 dari para virologi dan berbagai laboratorium Tanah Air.
“Sampai saat ini, data per 28 januari 2021, para virologi dari berbagai laboratorium yang ada di Indonesia belum melaporkan adanya mutasi virus yang baru. Varian virus Covid-19 yang ditemukan di Indonesia masih tipe D614G dan tipe wuhan,” ujar Hariadi yang menjabat Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), dalam keterangan tertulis diterima RepJabar, Kamis (4/2).
Hariadi meminta masyarakat tidak mengkhawatirkan vaksinasi terkait mutasi baru Covid-19. Menurutnya jenis vaksin yang digunakan saat ini masih akan memberikan imunitas pada tubuh. Terlepas dari virusnya jenis lama atau baru.
Ia pun mengimbau masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Sebab, vaksinasi di Indonesia akan mencapai dampak optimal saat sudah mencakup 70 persen dari jumlah populasi di Indonesia.
Menurut pemerintah, hal itu membutuhkan waktu kira-kira 15 bulan. Sebelum hal itu terjadi, masyarakat belum bisa mendapatkan manfaat langsung dari vaksinasi. Jadi, ia meminta semua pihak memahami bahwa vaksin tidak akan menggantikan protokol kesehatan.
"Vaksinasi akan berjalan bersama-sama dengan protokol kesehatan. Meskipun nanti sudah divaksinasi, tetap menjalankan protokol kesehatan. Dan protokol kesehatan itu hanya bisa sukses kalau seluruh anggota masyarakat sadar dan berpartisipasi aktif,” katanya.