Kamis 04 Feb 2021 17:49 WIB

Isu Kudeta Demokrat Bisa Ancam Karier Politik Moeldoko

Belakangan berembus isu reshuffle kabinet Jokowi setelah ramai isu kudeta Demokrat.

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2). Keterangan pers tersebut untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait tudingan kudeta AHY dari kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2). Keterangan pers tersebut untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait tudingan kudeta AHY dari kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Febrianto Adi Saputro, Dadang Kurnia, Dessy Suciati Saputri

Menyusul polemik isu kudeta Partai Demokrat yang menyeret nama Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, isu perombakan kabinet atau reshuffle ikut berembus. Kabar reshuffle kabinet mencuat ke publik dari pernyataan dari Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer.

Baca Juga

Kabarnya, akan ada satu hingga tiga orang di kabinet yang akan diganti. Dari isu yang beredar, tetapi belum terkonfirmasi kebenarannya, ada dua menteri yang akan di-reshuffle, salah satunya yakni Moeldoko.

Dikonfirmasi soal isu reshuffle ini, Moeldoko mengelak.

"Udah jangan tanya itu, gua nggak ngerti," ujar Moeldoko saat memberikan keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2).

Menurutnya, semua pihak dan dirinya tak perlu mengira-ngira hal tersebut. Sebab keputusan reshuffle sepenuhnya merupakan hak Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Enggak ngerti lah, itu urusan Bapak Presiden, enggak usah mengira-ngira," ujar Moeldoko.

Baca juga : Demokrat: Moeldoko tidak Transparan dan Akuntabel

Moeldoko membantah bahwa dirinya ingin mengambilalih Partai Demokrat dan menjadi ketua umum. Meski ia mengamini, ada pertemuan dengan kader dan mantan kader partai yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Saya orang profesional dan itu saya tunjukkan di mana-mana, saya profesional, saya tidak pernah mengemis jabatan, saya bisa berdiri sebab keyakinan saya," ujar Moeldoko.

Ia menjelaskan, memang pertemuan yang terjadi di kediamannya dan sebuah hotel dengan sejumlah orang. Namun kedua pertemuan tersebut disebutnya bukan untuk membicarakan hal yang ditudingkan oleh pengurus Demokrat.

"Beberapa kali di rumah saya, ya ada di hotel, di mana mana tidak terlalu pentinglah. Intinya kan aku datang diajak ketemuan, ya wong saya biasa," ujar Moeldoko.

Ditanya apakah dalam pertemuan tersebut turut hadir Muhammad Nazaruddin dan Jhonni Allen Marbun, Moeldoko tak menjawab tegas hal tersebut. Ia hanya memastikan, pertemuan tersebut hanya suatu pertemuan dengan perbincangan yang santai.

Baca juga : Moeldoko Mengakui Pertemuan di Hotel Terkait Demokrat

"Saya tidak peduli ini siapa (yang hadir dalam pertemuan), wong saya itu hanya datang saja, ngobrol aja," tegas Moeldoko.

Di samping itu, ia menegaskan bahwa dirinya merupakan orang yang berada di luar kepengurusan Demokrat. Sehingga, tidak mungkin dirinya menjadi ketua umum partai tersebut yang tentunya harus memenuhi sejumlah syarat yang terdapat dalam AD/ART.

"Saya ini siapa, saya ini apa (di Demokrat), biasa-biasa saja. Di Demokrat ada Pak SBY ada putranya Mas AHY," ujar Moeldoko.

In Picture: Moeldoko Tanggapi Tudingan Hendak Kudeta Ketum Demokrat

photo
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2). Keterangan pers tersebut untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait tudingan kudeta AHY dari kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement