REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Pasukan pertahanan udara Suriah dilaporkan menanggapi agresi Israel di selatan negara, Kamis (4/1) malam waktu setempat. Hal itu dilaporkan kantor berita negara Suriah, SANA.
"Pertahanan anti-udara kami merespons, menargetkan sebagian besar rudal," ujar sumber SANA, dikutip laman Al Arabiya, Kamis.
SANA hanya melaporkan serangan di wilayah selatan tanpa memberikan rincian mengenai target tersebut. Pengumuman itu diikuti oleh pertahanan udara Suriah yang menanggapi serangan itu.
Suara pertahanan udara juga dilaporkan terdengar di ibu kota Damaskus. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan, bahwa beberapa ledakan terjadi di pedesaan Quneitra.
Ledakan itu sebagai akibat dari pengeboman Israel yang menargetkan situs militer pasukan rezim dan milisi Iran. Ini bertepatan dengan serangan balik rezim di darat yang mencoba untuk melawan rudal. Namun belum ada informasi tentang korban sampai saat ini.
Pada 22 Januari, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia memantau serangan udara Israel di wilayah Suriah, dari seluruh wilayah Lebanon.
Serangan menargetkan setidaknya lima lokasi di mana anggota milisi yang setia kepada Iran dan Hizbullah Lebanon hadir dalam unit militer rezim di Hama, yang menyebabkan kehancuran totalnya.