REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 19 orang terduga teroris dari Makassar, Sulawesi Selatan tiba di Jakarta, Kamis (4/2). Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Polisi Rusdi Hartono mengatakan, 19 orang yang disebut juga merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI).
Pantauan Republika, sekira pukul 14.00 WIB, pesawat yang ditumpangi keseluruhan terduga teroris telah tiba. Satu per satu dari mereka turun dari pesawat menggunakan baju tahanan berwarna oranye dan memakai rantai di bagian kakinya, serta dengan kondisi mata ditutup.
"Sembilan belas semua terlibat menjadi anggota FPI di Makassar. Tentunya akan ditindaklanjuti Densus 88 untuk menyelesaikan aksi terorisme di Indonesia," kata Rusdi, Kamis (4/2).
Rusdi menambahkan, ke-19 terduga teroris yang dibawa ke Jakarta dari Makasar adalah anggota kelompok JAD yang berafiliasi pada ISIS. Mereka ditangkap pada 6 dan 7 Januari 2021.
Rusdi melanjutkan, kelompok tersebut memiliki sejumlah rencana kegiatan yang akan mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat di Indonesia. Mereka disebut memiliki sejumlah kemampuan yang terlatih.
"Mereka mempersiapkan diri melakukan latihan fisik, latihan bela diri, latihan memanah, melempar pisau, dan menembak dengan senapan angin serta kemampuan merakit bom," ujar Rusdi.
Bersama dengan 19 terduga teroris tersebut, sebanyak 7 orang terduga teroris dari Gorontalo juga turut tiba di Jakarta. Sehingga total terduga teroris yang dibawa ke Jakarta pada Kamis (4/2) sebanyak 26 orang. Tiga orang diantaranya perempuan.
Rusdi menambahkan, satu dari 19 orang terduga teroris dari Makassar, Sulawesi Selatan yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten merupakan anak dari pasangan suami istri yang merupakan pelaku pengeboman di Gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Rullie Rian Zeke-Ulfah Handayani.
"Salah satu yang terlibat (jaringan JAD) adalah Rullie Rian Zete dan Ulfah Handayani di Jolo, Filipina tahun 2019. Salah satu anaknya kini tertangkap dan termasuk dari 19 orang itu," jelas Rusdi.
Rusdi menjelaskan, Rullie dan Ulfa memiliki lima orang anak. Satu di antaranya ditahan pihak keamanan Filipina karena terlibat terorisme, satu anak di Suriah, dan dua anak lainnya disebut merupakan kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Adapun satu anak lainnya tidak lain merupakan salah satu dari 19 terduga teroris yang tiba di Jakarta hari ini.
Tak hanya anak-anaknya yang masuk dalam jaringan terorisme, Rullie dan Ulfah memiliki menantu yang juga tersangkut kasus terorisme, yakni Andi Baso yang terlibat pengeboman di Samarinda pada 2016 lalu.
"Artinya dari kelompok ini terdapat bapak, ibu, anak, dan menantu terlibat di dalam aksi terorisme," terangnya.