REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Tim investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima data tentang virus corona yang belum pernah dipublikasikan. Ahli zoologi dan anggota tim Peter Daszak menggarisbawahi pentingnya kerja sama dengan para ilmuwan China yang telah bekerja di Wuhan sejak pandemi virus corona muncul.
"Mereka berbagi data dengan kami yang belum pernah kami lihat sebelumnya, yang belum pernah dilihat siapa pun sebelumnya. Mereka berbicara dengan kami secara terbuka tentang segala kemungkinan. Kami benar-benar mencapai sesuati dan saya pikir setiap anggota tim akan mengatakan itu," ujar Daszak, dikutip Sky News, Kamis (4/2).
Tim investigasi WHO tiba di Wuhan pada 14 Januari untuk menyelidiki asal usul SARS-CoV-2, yang sejauh ini telah merenggut sekitar 2,2 juta jiwa. Hingga saat ini tim telah mengunjungi beberapa tempat, termasuk pasar makanan laut lokal yang menjadi tempat kasus pertama virus corona dilaporkan, dan rumah sakit tempat pasien virus corona pertama dirawat.
"Kami berada di pasar melihat-lihat sendiri dan mengajukan pertanyaan, kami bertemu dengan manajer pasar, dengan vendor yang bekerja di sana dan orang-orang dari komunitas dan mengajukan pertanyaan kepada mereka. Itulah jenis informasi yang kami peroleh dengan orang-orang yang penting," kata Daszak.
Menjelang kedatangan tim di Wuhan, terjadi perselisihan antara pejabat China dan WHO terkait masalah visa. Dua anggota tim diblokir masuk ke China karena visa mereka belum disetujui. Seminggu kemudian, masalah berhasil diselesaikan dan tim akhirnya bisa tiba di Wuhan. Daszak mengatakan, saat ini hubungan antara China dan WHO dalam menyelidiki asal usul virus corona sudah lebih lancar.
"Saya pikir China terbuka dan bersedia bekerja dengan kami," ujar Daszak.
Tim WHO mengunjungi Institut Virologi Wuhan pada Rabu (3/2). Institut tersebut telah dikaitkan dengan beberapa teori konspirasi yang menunjukkan bahwa virus korona mungkin telah bocor dari laboratorium P4, yaitu tempat ribuan sampel virus corona dikumpulkan dan disimpan. Otoritas China secara konsisten membantah tuduhan tersebut. Salah satu peneliti paling terkemuka dari institut tersebut, Shi Zhengli, sebelumnya pernah bekerja dengan Daszak.
"Hubungan saya dengan China, pekerjaan saya di sini, hubunga saya dengan Institut Virologi Wuhan dan Shi Zhengli sangat baik," ujar Daszak.