Kamis 04 Feb 2021 21:59 WIB

Wiku: Pelaksanaan PPKM Harus Lebih Disiplin Agar Efektif

PPKM selama dua pekan terakhir dinilai belum cukup turunkan penularan Covid-19

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Bayu Hermawan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: Satgas Penanganan Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak pelaksanaan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama dua pekan terakhir dinilai belum cukup untuk menurunkan angka penularan Covid-19 di tengah masyarakat. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito berharap pelaksanaan PPKM dalam dua pekan ke depan harus lebih disiplin agar efektif turunkan penularan Covid-19.

"Cara terbaik untuk memastikan efektivitas kebijakan ini adalah dengan pembatasan mobilitas dan penegakan kedisiplinan protokol kesehatan yang tegas," ujar Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (4/4).

Baca Juga

Berdasarkan hasil analisa data Satgas, menunjukan bahwa persentase kasus aktif harian selama periode pelaksanaan kebijakan PPKM di dua pekan terakhir ini masih menunjukan tren yang fluktuatif, namun cenderung stagnan. Pada dua minggu pertama Januari sebelum PPKM diberlakukan, selisih persentase kasus aktif sebesar 1,76 persen. Sedangkan pada dua minggu periode PPKM, Satgas mencatat selisih persentase kasus aktif adalah 0,45 persen.

"Hal ini menandakan bahwa selama periode pembatasan kegiatan dua minggu ini perkembangan kasus aktif cenderung lebih melandai dibandingkan periode sebelumnya," jelasnya.

Sedangkan pada tren keterisian tempat tidur ruang isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 secara nasional, terjadi penurunan persentase keterisian secara drastis sejak awal penerapan PPKM hingga 31 Januari.  Satgas mencatat selisih penurunan tempat tidur ruang isolasi pada dua minggu pertama Januari sebesar 0,72 persen. Sedangkan setelah pelaksanaan PPKM selama dua minggu terjadi selisih penurunan sebesar 8,1 persen.

Namun tren keterisian tempat tidur di ruang ICU menunjukan tren yang berbeda. Tingkat keterisian tempat tidur di ruang ICU sempat mengalami peningkatan yang cukup tajam pada satu minggu pertama pelaksanaan PPKM. Namun kemudian terjadi penurunan secara perlahan di minggu kedua.

Wiku mengatakan, peningkatan tajam terjadi pada hari kesembilan pelaksanaan pembatasan kegiatan yakni mencapai 69,19 persen. Dan menurun pada akhir minggu kedua periode PPKM sebesar 6,23 persen menjadi di angka 62,96 persen.

"Data menunjukan bahwa intervensi pemerintah dalam menambah tempat tidur isolasi dan ICU rumah sakit rujukan cukup berhasil dalam menurunkan angka keterisian tempat tidur," ungkapnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement