REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Yayan Yuliana, mengatakan, ada 1.800 ton sampah yang dihasilkan dari Kota Bekasi. Namun, tak semuanya berakhir atau dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Bantargebang.
“Total tonasi sampah yang ada itu sekitar 1.800 ton perhari, cuman kan dari 1.800 ton perhari itu yang hanya ke angkut ke TPA itu mungkin hanya sekitar 900 ton saja,” kata Yayan, kepada wartawan, Kamis (4/2).
Lebih lanjut, ia menuturkan, tidak terangkutnya seluruh sampah di wilayah itu terjadi lantaran terkendala oleh armada atau truk pengangkut sampah.
“Sisanya itu kita terkendala di armada yang terbatas, jadi tidak bisa maksimal,” kata dia.
Yayan menerangkan, tahun ini pihaknya akan melakukan pengadaan lima armada truk. Saat ini, pihaknya memiliki 290 armada pengangkut. Namun, yang efektif digunakan hanya sekitar 250 truk saja.
“(Armada) 290-an, tapi kalau yang efektif dalam layak jalan ada sekitar 250 armada,” kata Yayan.
Banyaknya volume sampah yang tidak terangkut ke TPA Sumurbatu, Bantargebang, kerap menimbulkan tempat pembuangan sampah liar.
Baru-baru ini, terjadi di pinggir Tol JORR tepatnya sebelum pintu masuk Tol Kalimalang 1 arah Tanjung Priok. Yayan, saat dikonfirmasi mengatakan, sementara ini sampah diangkut secara manual menggunakan mobil kecil.
“Sementara yang bisa kita lakukan untuk sampah di lokasi itu adalah diangkut secara manual pake mobil kecil, karena memang keterbatasan. Alat berat untuk masuk ke lokasi saja susah di situ ada parit gede itu yang buat susah di sana,” ujar dia.