Jumat 05 Feb 2021 09:19 WIB

Gubernur: Mahasiswa adalah Agen Marketing Bangsa

Dengan teknologi saat ini, tidak ada alasan untuk tidak berbuat bagi negeri ini.

Selain menimba ilmu, para mahasiswa maupun mahasiswi Indonesia yang saat ini menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Turki, diharapkan mampu untuk menjadi agen marketing dengan menawarkan potensi, menjual produk masyarakat kepada para investor, membantu masyarakat dari manapun mereka berasal khususnya dalam masa pandemi Covid-19 ini.
Foto: istimewa
Selain menimba ilmu, para mahasiswa maupun mahasiswi Indonesia yang saat ini menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Turki, diharapkan mampu untuk menjadi agen marketing dengan menawarkan potensi, menjual produk masyarakat kepada para investor, membantu masyarakat dari manapun mereka berasal khususnya dalam masa pandemi Covid-19 ini.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG--Selain menimba ilmu, para mahasiswa maupun mahasiswi Indonesia yang saat ini menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Turki, diharapkan mampu untuk menjadi agen marketing dengan menawarkan potensi, menjual produk masyarakat kepada para investor, membantu masyarakat dari manapun mereka berasal khususnya dalam masa pandemi Covid-19 ini. 

Pernyataan tersebut dikemukakan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, di sela-sela pemaparannya saat menjadi Narasumber Webinar dalam Pembukaan Musyawarah Tahunan Perhimpunan Pelajar Indonesia (Musta PPI) Turki 2021, melalui Video Conference, Kamis (4/2). 

"Anda akan menjadi agen-agen marketing daerah di luar. Dengan teknologi saat ini, tidak ada alasan untuk tidak berbuat bagi negeri ini. Kemampuan kalian harus digunakan seefektif mungkin, dan junjung tinggi kreativitas serta inovasi," ungkapnya 

Sebelum pandemi Covid-19 melanda, hal yang sama juga pernah disampaikan oleh Bang ER kepada mahasiswa Bangka Belitung yang mendapat beasiswa ke luar negeri bahwa, mereka harus menjadi agen marketing bagi Bangka Belitung.

Dengan demikian selain menempuh pendidikan, mahasiswa yang belajar di luar negeri, dapat memberikan manfaat dalam membangun Indonesia ke depan. 

Sebagai seorang yang sangat mendukung pertumbuhan pendidikan, Gubernur Erzaldi menjelaskan Turki sebagai negara yang menjadi gerbang pintu masuk yang menghubungkan antara Asia dan Eropa menjadi ladang yang sangat strategis bagi mahasiswa. 

Selain harapan tersebut, dalam penyampaian materinya, gubernur yang kerap disapa Bang ER ini juga membagikan resep tentang kepemimpinan di masa krisis kepada para mahasiswa PPI Turki. 

Saat Covid-19 melanda dunia, orang nomor satu di Babel ini menjelaskan, tidak ada pemimpin di Indonesia, khususnya di Bangka Belitung yang memiliki pengalaman menghadapi bencana tersebut.

Tetapi, dengan kerja keras, kesigapan, strategi khusus, dan kolaborasi serta konsolidasi dengan seluruh stakeholder, menjadikan Bangka Belitung sebagai salah satu dari lima provinsi terbaik dalam pengendalian dan penanganan Covid-19 oleh pemerintah pusat. "Ini adalah ujian bagi seorang pemimpin, bagaimana ia harus bertindak. Disiplin, bekerja dengan cepat, fokus, komitmen yang tinggi serta tanggung jawab adalah yang dibutuhkan dalam menghadapi krisis ini," tegasnya. 

Namun demikian sebagai seorang pemimpin juga harus tetap mengikuti aturan dan kebijakan dari pusat. Gubernur Erzaldi juga yakin jika menjadikan tantangan itu sebagai peluang, serta senantiasa berikhtiar maka cobaan itu akan segera berakhir. 

Sementara itu dalam Pembukaan Musta PPI Turki 2021, Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan apresiasinya kepada PPI. Pihaknya berharap PPI Turki menjadi rumah besar dan menjadi miniatur Indonesia bagi pelajar maupun mahasiswa yang belajar di Turki. Diharapkannya hal-hal positif di Turki dengan terus belajar, mencari ilmu, pengalaman dan networking dapat dibawa pulang ke Indonesia selesai kuliah nanti. 

Selain Gubernur Babel, dalam webinar ini juga hadir narasumber lain dari Setda DKI Jakarta, Suharti; President Of Geneva Council for International Affair and Development, Nurhayati Ali Assegaf; dan dihadiri KBRI dan KJRI serta beberapa Atase Negara Indonesia di Turki. Selain webinar, dalam Musta PPI juga dilaksanakan talk show dan kompetisi serta puncak Musta PPI.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement