Jumat 05 Feb 2021 13:21 WIB

Pembangunan JPO di Flyover Tapal Kuda Molor

Molornya pembangunan JPO di dua flyover tapal kuda karena masalah pembebasan lahan.

Jembatan penyeberangan orang (JPO) yang ada di Flyover Flyover Lenteng Agung belum selesai dibangun.
Foto: Republika
Jembatan penyeberangan orang (JPO) yang ada di Flyover Flyover Lenteng Agung belum selesai dibangun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta menargetkan penyelesaian pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Flyover Lenteng Agung (flyover tapal kuda) pada Maret 2021 agar segera bisa menyelesaikan persoalan kemacetan di kawasan tersebut.

"Harapan kita pada awal bulan Maret nanti konstruksi jembatan penyeberangan orang selesai sehingga hambatannya itu juga otomatis akan hilang ya," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo.

Syafrin menuturkan selama tiga hari flyover tapal kuda diuji coba, kondisi lalu lintas di sekitar lokasi proyek cukup lancar, namun, sejumlah fasilitas pendukung perlu ditambah termasuk JPO, mengingat masih terjadinya hambatan di kawasan tersebut.

"Dari hasil evaluasi kami, ini kan dioperasionalkan selama tiga hari, dari kondisi trafik lancar. Kemudian ada beberapa fasilitas yang harus kami lengkapi tujuannya agar saat beroperasi seluruh fasilitas pendukung terkait dengan lalin bisa tersedia secara baik," ujarnya.

"Kita harapkan (awal Maret) macet bisa hilang ya, tapi tentu tergantung dari penyelesaiannya JPO-nya," ucapnya.

Sebelumnya, uji coba flyover tapal kuda di Lenteng Agung dan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, telah berlangsung selama tiga hari. Pemprov DKI Jakarta sedang mengevaluasi pelaksanaan uji coba flyover ini bersama sejumlah pihak.

Pemprov DKI Jakarta menyampaikan banyak hal yang perlu dievaluasi. Salah satunya mengenai pemantauan arus kendaraan akibat penyempitan jalur imbas pembangunan JPO di sekitar flyover. Nantinya hasil evaluasi ini akan diumumkan di publik.

Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta Hari Nugroho pernah menyampaikan pembangunan JPO memang molor karena sempat terkendala masalah pembebasan lahan.

"Ya karena kemarin terkendala di pembebasan lahan yang untuk konstruksi JPO (jembatan penyeberangan orang)," kata Hari Nugroho.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement