REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Puluhan rumah di Desa Bojongsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, terdampak pergerakan tanah. Belasan rumah di antaranya mengalami kerusakan berat.
Kepala Pelaksana Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, pergerakan tanah di wilayah itu sudah terjadi sejak dua tahun silam. Namun, pada Februari 2021 kembali terjadi pergerakan tanah di lokasi terssebut.
"Ada 88 rumah yang terdampak, 17 rumah rusak berat," kata dia, Jumat (5/2).
Pihaknya akan berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan kajian di wilayah itu. Kajian itu, dilakukan untuk memastikan kelayakan tanah di wilayah itu untuk ditinggali.
Komandan Komando Militer (Dandim) 0612/Tasikmalaya, Letkol Inf Ary Sutrisno mengatakan, berdasarkan peninjauan di lokasi, telah terjadi pergeseran tanah sekira 50 sentimeter. Kerusakan bangunan akibat pergeseran tanah tersebut masih terus didata.
Dia mengimbau, masyarakat untuk sementara mengungsi atau meninggalkan rumahnya. Sebab, dikhawatirkan pergerakan tanah akan terus terjadi dan membahayakan warga di wilayah itu.
"Kita akan siapkan tenda untuk menampung pengungsi sementara jika tak bisa di rumah tetangga, sehingga keamanan bisa dipantau," kata dia.