REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desa Kuala Terusan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini terletak di tepi aliran Sungai Kampar dan terbagi oleh aliran sungai.
Di desa tersebut, berdiri Mushola Al Mujahiddin, salah satu mushola di Desa Kuala Terusan yang tidak memiliki tempat wudhu dan MCK untuk para jemaahnya. Walaupun air Sungai Kampar mengalir, warga menyebut air sungai tersebut sudah tercemar dan berlumpur.
Berikhtiar menyediakan sumber air bersih untuk warga Desa Kuala Terusan, Global Wakaf – Aksi Cepat Tanggap (ACT) membangun Sumur Wakaf untuk Musala Al Mujahiddin, Kamis (28/1) lalu.
Salah satu Tim Program ACT Riau, Benny Andrizal, menjelaskan krisis air bersih yang dialami warga diakibatkan kualitas air yang buruk. Selain itu, mushola tersebut hingga kini tidak memiliki tempat wudu yang layak untuk jamaah.
“Kalau mau sholat, warga ambil wudhu dengan seadanya di aliran Sungai Kampar dan mau ke toilet pun saya lihat tidak layak untuk digunakan,” ujarnya dikutip dari laman resmi ACT, Jumat (5/2).
Mayoritas warga di sana merupakan nelayan dengan kondisi perekonomian yang masih prasejahtera. Mengingat hal itu, untuk urunan dana renovasi musala atau memiliki sumur pribadi cukup terkendala.
"Warga di sini ada 120 KK dan semoga pengeboran Sumur Wakaf ini lancar dan cepat selesai, sehingga bisa langsung digunakan warga” kata dia.
Salah seorang warga Kuala Terusan, Khairun, bersyukur dengan kehadiran Sumur Wakaf di desanya. Ia juga menyebut warga lain juga sabar menunggu adanya air bersih di musala mereka.
“Kami tidak bisa membalas budi para wakif dan pengurus Global Wakaf – ACT, khususnya di Desa Kuala Terusan ini. Apa yang terbaik bisa diterima oleh Allah dan semoga Global Wakaf – ACT tetap sukses. Semoga siapa saja yang belum bisa mendapatkan pertolongan ini, bisa terwujud dengannya,” ucap Khairun.