Jumat 05 Feb 2021 23:49 WIB

Wapres Harap Kepengurusan Baru Baznas Bekerja Lebih Cepat

Wapres berharap Baznas naikkan target pengumpulan zakat nasional

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap kepengurusan Baznas yang baru dilantik dapat bekerja dengan cepat dan tepat. Wapres menekankan, salah satunya menaikkan target yang dicapai dalam pengumpulan zakat nasional.

"Saya minta kita berlari cepat sekarang, kita kerja, cepat, tepat, manfaat,” kata Wapres yang dikutip dalam siaran pers, Jumat (5/2). Ma'ruf pun mendorong kepada pengurus baru dapat segera mendistribusikan dan membagi pekerjaan secara merata dan tepat sasaran demi tercapai target zakat.

“Di dalam pengurus ini betul-betul dibagi ada distribusi pekerjaannya itu sehingga semua bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin jugacmendorong lembaga pengelola zakat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk meningkatkan jumlah target pengumpulan zakat. Wapres meyakini, peningkatan target bisa membuat jumlah capaian pengumpulan zakat lebih besar.

"Jangan 10-20 persen, kalau bisa 100 persen supaya kerjanya bener bener, kalau cuma 10-20 persen nanti kerjanya leha-leha, karena itu bikin target itu 100 persen nanti capaiannya cepat," kata Ma'ruf.

Ma'ruf mengingatkan, capaian pengumpulan zakat nasional saat ini baru sekitar Rp10 Triliun dari potensi zakat menurut Baznas sekitar Rp330 Triliun atau hanya tiga persen. Karena itu, Baznas harus bekerjakeras dan berinovasi untuk meningkatkan capaian zakat nasional.

"Jadi masih jauh, harus diciptakan (inovasi) baik di dalam terutama pemungutan, harus aktif, tdk menunggu, karena memang dalam perintah (agama) seperti itu, ambilah zakat yang bisa menyucikan harta mereka," kata Ma'ruf.

Namun, Ma'ruf menilai persoalan zakat saat ini adalah proses pengumpulannya. Sehingga, inovasi dan terobosan dari Baznas menjadi hal sangat penting.

"Kalau memang potensi ada kenapa kita nggak bisa ambil, artinya ada sesuatu yang tidak sampai, ada sesuatu yang belum tergali, nah dimana, ini yang barangkali perlu didalami, knp dari potensi segitu jauh sekali," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement