REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi mengaku sudah menerima proposal rencana investasi Tesla di Indonesia pada Kamis (4/2) pagi. Rencananya, pabrik mobil listrik asal Amerika ini akan mengembangkan Energy Storage System (EES) di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menjelaskan ESS ini sendiri merupakan komponen penting dalam memasifkan kendaraan listrik. Seto menjelaskan ESS ini serupa power bank namun dalam kapasitas besar yang bisa menjadi baterai kendaraan listrik. Disatu sisi, pemerintah bisa memanfaatkan ESS ini untuk menjadi pembangkit ticker yang bermanfaat di kawasan terpencil.
"Mereka menjabarkan kesuksesan teknolgi ini di Austalia. Kami rasa ini juga menarik dimana Indonesia negara kepulauan. Ini bisa dijadikan pembangkit ticker. Daripada bikin pembangkit baru di daerah terpencil, bisa pakai baterai ini saja," ujar Seto, Jumat (5/2).
Namun, proyek ESS ini merupakan proyek sampingan saja dari Tesla bergabung di Indonesia. Ada kerjasama inti yang memang belum bisa dibuka oleh pemerintah karena terikat NDA oleh Tesla. Hanya saja, Seto memberikan bocoran bahwa Tesla akan menjadi pemain besar dalam ekosistem mobil listrik di Indonesia.
"Seperti apa kerjasama yang akan dibangun dalam waktu dekat kita nggak bisa disclosed banyak. Karena ini sensitif. Tapi kami sedang mengkaji proposal mereka," ujar Seto.
Selain Tesla, LG dan CATL juga akan masuk dalam proyek besar Indonesia dalam kendaraan listrik dan Lithium Batrey. Seto mengatakan dengan masuknya tiga perusahaan besar ini maka Indonesia bisa belajar banyak kedepan.
"Ini kita bisa belajar banyak ya. Kami juga mewajibkan mereka untuk melakukan transfer knowledge," ujar Seto.