REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA-- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan pemerintah harus belajar dari peningkatan kasus Covid-19 saat terjadi libur panjang. Sehingga nantinya pada hari Imlek (12/2) pemerintah harus memiliki strategi untuk mengontrol masyarakat.
"Ya sudah jelas beberapa kali libur panjang peningkatan kasus Covid-19 itu ada dan signifikan. Pemerintah harus punya strategi baru untuk bisa membatasi kegiatan masyarakat," katanya saat dihubungi Republika, Sabtu (6/2).
Kemudian, ia melanjutkan seharusnya pemerintah tidak memberikan hari libur yang panjang saat hari Imlek. Sebab, situasi saat ini masih belum terkendali. Maka dari itu, pemerintah harus segera membuat kebijakan kepada masyarakat.
"Batasi mobilitas dan tiadakan kegiatan libur. Terapkan 5M dan 3T. Terutama testing ya harus ditingkatkan," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Umat Konghuchu dan masyarakat Tionghoa diminta merayakan Tahun Baru China/Imlek 2021 pada 12 Februari 2021 mendatang di rumah saja. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat merayakan Imlek di rumah karena penularan Covid-19 masih terjadi di Tanah Air.
"Kemenkes mengingatkan pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan dan kita semua tetap di rumah, khususnya saat libur panjang Tahun Baru China atau Imlek. Perayaan Imlek tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena saat ini terjadi penularan Covid-19," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat konferensi virtual Kemenkes mengenai antisipasi libur Imlek, Jumat (5/2) sore.
Dia meminta masyarakat yang menyambut dan merayakan Imlek dengan cara sederhana tanpa mengurangi makna perayaan Imlek. Artinya, tradisi perayaan tidak dihilangkan namun tetap menerapkan protokol kesehatan.
Nadia meminta perayaan Imlek harus dijalani dengan saling menjaga satu sama lain dari ancaman penularan Covid-19. "Perayaan Imlek bagi masyarakat Konghuchu dan Tionghoa ini sebagai upaya bersama-sama kita untuk menekan laju penularan Covid-19," katanya.