REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGSITOLI -- Warga Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, saat ini mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau. Pasalnya, kemarau sudah terjadi sejak sebulan terakhir di daerah itu.
Distribusi air bersih dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Umbu milik Kabupaten Nias yang ada di Kota Gunungsitoli dikabarkan juga terganggu. Distribusi air terganggua akibat penurunan debit air dari sumber mata air.
Direktur Perumda Tirta Umbu Julius Ndraha, di Gunungsitoli, Sabtu (6/2), mengakui jika distribusi air bersih dari Perumda Tirta Umbu kepada pelanggan saat ini sedang terkendala akibat berkurangnya debit air di mata air milik perusahaan tersebut. Akibat penurunan debit di sumber mata air, kehilangan suplai air bisa mencapai hingga 40 persen lebih dari rata rata produksi biasa sehingga pasokan air ke pelanggan tidak bisa terpenuhi.
"Saat ini kami sedang mengalami kekurangan atau menyusutnya debit air pada dua sumber air milik Perumda Tirta Umbu, yakni sumber air Kalimbungo dan sumber air Moawö hingga 0 Liter/detik," katanya.
Untuk mengantisipasi krisis air bersih tersebut, pihaknya mengantisipasi melalui bantuan mobil tangki yang secara terjadwal ke lokasi para pelanggan yang mengalami dampak signifikan untuk membagi air secara langsung. Daerah yang paling mengalami dampak secara signifikan adalah pelanggan sepanjang Jalan Sirao belakang, jalan Supomo, Jalan Ampera, Jalan Kelapa, Jalan Diponegoro, Kecamatan Gunungsitoli.
Namun, karena Perumda Tirta Umbu hanya memiliki satu unit mobil tangki, mereka telah meminta bantuan Balai Prasarana Pemukiman Wilayan Sumatera Utara untuk peminjaman mobi tangki dan sedang dalam proses. "Sesuai pemantauan kami, kemarau ini bisa berlangsung hingga dua bulan lagi le depan," kata Umbu Julius Ndraha.
Sementara itu, Nidar, salah seorang warga mengaku distribusi air bersih dari Perumda Tirta Umbu sudah tidak berjalan sejak lima hari yang lalu. Untuk kebutuhan air bersih mereka terpaksa membeli air dari mobil yang menjual air bersih dengan harga yang cukup tinggi.