REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ratusan relawan dan pengungsi gempa di Sulawesi Barat terpapar Covid-19. Kondisi ini diungkapkan oleh Emergency Medical Team (EMT) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Tri Maharani, yang selama tiga pekan berada di lokasi pengungsian.
Tri meminta kepada para stakeholder terkait terutama pemerintah untuk dapat segera mendirikan tenda khusus isolasi pasien Covid-19. “Tidak mungkin mereka bisa diisolasi di tenda rumah sakit Covid-19 yang sudah hancur itu. Jadi saya mengusulkan tempat saya yang dokter spesialis itu diisolasi di tenda depan rumahnya,” kata Tri dalam sebuah diskusi bertajuk Nasib Anak dan Perempuan Korban Bencana di Tengah Pandemi, Sabtu (6/2).
Dia mengusulkan agar tempat isolasi Covid-19 dapat segera dibuat. Sebab, hal ini memang sangat penting lantaran kebutuhannya sangat mendesak.
“Tempat isolasi khusus Covid-19 di Mamuju karena ini sangat penting dan kebutuhan mendesak sekarang,” ujar dia.
Berdasarkan data yang dirilis dari Dinas Kesehatan Sulawesi Barat (Sulbar) per 3 Februari 2021, jumlah kasus positif di Kabupaten Mamuju telah mencapai 1.177 orang. Jumlah ini naik sebanyak 351 orang sejak hari pertama gempa terjadi yakni 15 Januari 2021.
Sementara itu, di Kabupaten Majene, kasus baru bertambah sebanyak 232 orang dari 245 kasus pada 15 Januari 2021 menjadi 477 orang pada 3 Februari 2021.
Selain dua wilayah itu, ada empat wilayah terdampak gempa lain yang kasus Covid-19 bertambah. Di antaranya Kabupaten Polewali Mandar 622 kasus, Kabupaten Mamasa 28 kasus, Kabupaten Pasangkayu 224 kasus, dan Kabupaten Mamuju Tengah 96 kasus.