Ahad 07 Feb 2021 05:57 WIB

Dinkes Solo Minta RS Edukasi Pasien Soal Donor Plasma

Keluhan soal donor plasma konvalesen di antaranya sulitnya mencari pendonor.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ratna Puspita
 Seorang pasien Covid-19 yang sembuh mendonorkan darahnya untuk pengambilan plasma (Ilustrasi)
Foto: EPA/MADE NAGI
Seorang pasien Covid-19 yang sembuh mendonorkan darahnya untuk pengambilan plasma (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo meminta rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 agar memberikan edukasi secara dini kepada para pasien untuk berdonor plasma konvalesen ketika sudah sembuh. Hal itu untuk mengantisipasi minimnya penyintas Covid-19 yang mau berdonor plasma konvalesen.

"Rumah sakit diminta proaktif. Sebelum pasien pulang itu diedukasi sehingga ketika sudah sembuh dia punya kesadaran untuk berdonor plasma konvalesen," kata Kepala Dinkes Solo, Siti Wahyuningsih, kepada wartawan, Jumat (5/2).

Baca Juga

Jika PMI memiliki stok yang cukup maka rumah sakit bisa mengambil ke PMI ketika ada pasien membutuhkan tranfusi plasma. Siti mengatakan kesediaan penyintas Covid-19 yang mau berdonor ini akan menyelesaikan sejumlah keluhan terkait donor plasma konvalesen. 

Dinkes Solo sudah mengumpulkan rumah sakit di Solo untuk menginventarisasi keluhan-keluhan terkait donor plasma konvalesen. Keluhan tersebut di antaranya, biaya pemeriksaan pendonor masih ditanggung pasien, dan sulitnya mencari pendonor plasma konvalesen. 

Siti mengatakan, sebetulnya darah plasma tersebut gratis. Namun, ada biaya untuk proses pemeriksaan bagi calon pendonor yang harus melalui beberapa tahap, termasuk kantong darah. 

"Prosesnya itu kan biayanya sekitar Rp 4 juta itu ketentuan dari PMI pusat. Kalau bawa pendonor sendiri, ya, tidak apa-apa, tapi kan proses pemeriksaan tahapannya itu habisnya Rp 4 jutaan itu. Kalau ngambil di PMI juga sama, orang PMI itu tidak menjual darah," kata Siti.

Menurutnya, sebagian besar pasien tidak membayar sendiri lantaran tranfusi darah plasma tersebut sudah dimasukkan ke komponen biaya oleh rumah sakit yang merawat. Nantinya, rumah sakit yang mengambil darah yang akan membayar ke PMI. 

Namun, hal ini terkait juga dengan masalah kedua, yakni sulitnya mencari pendonor plasma kovalesen. Jika rumah sakit sampai mencari darah plasma ke luar Solo maka biayanya menjadi tanggungan keluarga pasien. 

Selain soal biaya, Siti mengatakan, kesediaan plasma konvalesen terkait dengan penyakit yang diderita pasien Covid-19. Siti menambahkan, dengan adanya proses tahapan donor konvalesen yang memakan waktu, pasien yang membutuhkan transfusi plasma berpacu dengan penyakitnya. 

Selain meminta rumah sakit melakukan edukasi, Dinkes Solo bersama PMI dan aparat terkait bakal menggalakkan sosialisasi agar para penyintas Covid-19 memiliki kesadaran untuk menjadi pendonor plasma konvalesen. Ia mengatakan, pasien Covid-19 tidak mengeluarkan biaya ketika melakukan perawatan sehingga diminta kesadaran untuk membantu para pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement