Ahad 07 Feb 2021 20:43 WIB

Dua Siswi Berkelahi Renggut Nyawa, Diduga Masalah Asmara

Banyak faktor membuat anak di bawah umur berani mengambil tindakan kekerasan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Mas Alamil Huda
 Perkelahian antara dua remaja puteri di Australia (ilustrasi).
Foto: abc news
Perkelahian antara dua remaja puteri di Australia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Direktur Nurani Perempuan Women Crisis Center, Meri Yanti, mengingatkan masyarakat agar tidak menyalahkan perempuan dalam kasus perkelahian dua orang sesama pelajar yang menelan korban jiwa di Bukittinggi, Sumatra Barat. Menurut Meri, hal itu akan berdampak pada kondisi psikologis perempuan yang berkaitan dengan penyebab pertengkaran dua orang pelajar tersebut.

"Kalau tekanan terus menerus, itu akan buruk kepada psikologis dia (pelajar perempuan). Tentunya pihak sekolah harus paham dan lingkungan masyarakat tidak menyalahgunakan perempuan," kata Meri, Ahad (7/2).

Nurani Perempuan Women Crisis Center menyesalkan anak di bawah umur berani menyelesaikan permasalah dengan tindakan kekerasan. Padahal hal tersebut banyak ditemukan oleh orang dewasa.

Terlebih tindakan tersebut sampai merenggut nyawa seseorang. Meri menilai, banyak faktor membuat anak di bawah umur berani mengambil tindakan seperti ini, salah satunya faktor lingkungan dan teknologi.

"Anak-anak ini kan banyak main game pembunuhan, game berkelahi, apakah game online ini sangat berpengaruh ke kejiwaan anak. Sehingga mereka menyelesaikan persoalan dengan kekerasan," ujar Meri.

Sebelumnya, perkelahian antarsiswi di Bukittinggi terjadi pada Sabtu (6/2) sekitar pukul 12.00 WIB. Menurut Kasat Reskrim Polres Bukittinggi, AKP Chairul Amri Nasution, kejadian berawal dari percakapan pesan melalui aplikasi WhatsApp pelaku dengan korban terkait masalah asmara.

Ketika korban bersama temannya sampai di lokasi yang telah dijanjikan, korban turun dari motor. Pelaku pun langsung memukul kepala korban menggunakan helm milik pelaku sehingga korban terjatuh ke aspal. "Perkelahian tersebut sempat dilerai warga yang berada disekitar TKP," ucap Chairul.

Chairul mengatakan, korban dinyatakan meninggal dunia pukul 18.10 WIB di Rumah Sakit Yarsi Bukittinggi. Begitu mendapat informasi perkelahian tersebut, TIM Opsnal Polres Bukittinggi bergerak ke lokasi.

Polisi mengamankan pelaku yang masih berusia 17 tahun dan masih masuk kategori anak berhadapan dengan hukum (ABH) yang kemudian dibawa ke Mako Polres Bukittinggi.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement