Ahad 07 Feb 2021 21:00 WIB

Zonasi Covid di Sumbar: 8 Orange dan 11 Kuning

Penetapan zonasi berdasarkan 15 indikator kesehatan masyarakat.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ilham Tirta
Sumatra Barat.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumatra Barat (Sumbar), Jasman Rizal menginformasikan data terbaru mengenai zonasi 19 kabupaten dan kota di Sumbar. Jasman menyebut, di Sumbar saat ini sudah tidak ada zona merah.

"Dari 19 wilayah kabupaten dan kota, delapan wilayah orange dan 11 wilayah kuning," kata Jasman, Ahad (7/2).

Jasman menyebut, delapan zona orange di Sumbar adalah Kabupaten Pasaman Barat dengan skor 2,40; Kota Bukittinggi skor 2,37; Kabupaten Pasaman skor 2,31; Kabupaten Solok skor 2,29; Kabupaten Agam skor 2,24; Kabupaten Sijunjuang skor 2,20; Kabupaten Pesisir Selatan skor 2,17; dan Kabupaten 50 Kota dengan skor 2,13.

Sementara, 11 zona kuning adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan skor 2,64; Kabupaten Dharmasraya skor 2,59; Kota Payokumbuah skor 2,59; Kota Padang Panjang skor 2,54. Kemudian, Kota Pariaman skor 2,52; Kota Solok skor 2,51; Kota Sawahlunto skor 2,51; Kabupaten Tanah Datar skor 2,51; Kabupaten Solok Selatan skor 2,50; Kabupaten Padang Pariaman skor 2,50; dan Kota Padang dengan skor 2,44.

"Melihat skor di atas, pada pekan ke-47 pandemi Covid-19 di Sumbar, Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki skor terbaik sesuai indikator kesehatan masyarakat. Kita berharap dengan pemberlakuan Perda No 6 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru di Sumbar akan semakin mempercepat memutus mata rantai Covid-19," ujar Jasman.

15 indikator kesehatan masyarakat dalam penetapan zonasi adalah: 

- Penurunan jumlah kasus positif selama dua pekan terakhir dari puncak.

- Jumlah kasus aktif pada pekan terakhir kecil atau tidak ada.

- Penurunan jumlah meninggal dari kasus positif selama dua pekan terakhir dari puncak.

- Penurunan jumlah meninggal dari kasus ODP dan PDP selama dua pekan terakhir dari puncak.

- Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS selama dua pekan terakhir dari puncak.

- Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di RS selama dua pekan terakhir dari puncak.

- Kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif - insiden kumulatif kasus positif per 100 ribu penduduk.

- Penurunan laju insidensi kasus positif per 100 ribu penduduk.

- Penurunan angka kematian per 100 ribu penduduk.

- Jumlah pemeriksaan sample diagnosis mengikuti standar WHO.

- Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama dua pekan.

- Positivity rate kurang dari 5 persen.

- Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS rujukan mampu menampung lebih dari 20 persen jumlah pasien positif Covid-19.

- Jumlah tempat tidur di RS rujukan mampu menampung lebih dari 20 persen jumlah ODP, PDP, dan pasien positif Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement