Senin 08 Feb 2021 15:09 WIB

SYL Klaim Pupuk Subsidi Angkat Produktivitas Padi Nasional

Saat ini produktivitas padi Indonesia mencapai 5,2 ton per hektare (ha).

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Petani memanen padi (ilustrasi).  Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyatakan, pupuk bersubsidi yang disiapkan pemerintah setiap tahunnya berhasil meningkatkan produktivitas padi nasional.
Foto: Antara/Ampelsa
Petani memanen padi (ilustrasi). Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyatakan, pupuk bersubsidi yang disiapkan pemerintah setiap tahunnya berhasil meningkatkan produktivitas padi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyatakan, pupuk bersubsidi yang disiapkan pemerintah setiap tahunnya berhasil meningkatkan produktivitas padi nasional. Hal itu terlihat dari tingginya produktivitas padi jika dibanding dengan sejumlah negara produsen.

Syahrul mengatakan, saat ini produktivitas padi Indonesia mencapai 5,2 ton per hektare (ha). Sesuai penelitian, kata dia, tanpa pupuk yang disubsidi negara, produktivitas paling tinggi hanya mampu mencapai 4 ton per ha.

Baca Juga

Adapun di India, produktivitas padi hanya 3,8 ton per ha, Bangladesh 4,7 ton per ha, Thailand 3,09 ton per ha, Myanmar 3,7 ton per ha, Filipina 3,9 ton per ha, Pakistan 3,8 ton per ha, Kamboja 3,5 ton per ha. Adapun negara yang produktivitas padinya di atas Indonesia yakni Vietnam sebesar 5,8 ton per ha.

"Jadi apakah pupuk subsidi berhasil? Kalau tidak ada pupuk subsidi, dia pasti turun produktivitasnya di bawah 5 ton," kata dia. Syahrul dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (8/2).

Kendati demikian, Syahrul mengakui masih dibutuhkan perbaikan tata kelola penyaluran pupuk subsidi secara menyeluruh. Terutama untuk kepatuhan para agen-agen penyalur yang kerap menimbulkan masalah di lapangan.

"Agen-agen yang di bawah, kalau ada permainan tertentu, ini harus kita hadapi dan kita sudah komitmen," katanya.

Adapun soal kelangkaan yang kerap terjadi, Syahrul menyebut, pangkal masalah dari persoalan kelangkaan pupuk karena alokasi yang disiapkan pemerintah di bawah dari kebutuhan riil. Ia menyampaikan, total kebutuhan pupuk subsidi yang diajukan petani mencapai 23 juta ton.

Namun, rata-rata kemampuan pemerintah yakni hanya 7 juta ton. Adapun tahun 2021 ini, ditingkatkan alokasinya menjadi 9 juta ton. Meski begitu, Syahrul mengakui jumlah itu juga masih di bawah kebutuhan.

"Padahal sudah disalurkan melalui data RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok), tetap pasti ada masalah. Jadi memang ini tidak pernah selesai," kata dia. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement