REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Berita palsu semakin marak tersebar di Spanyol. Berita palsu tersebut menyerang para imigran yang mayoritasnya adalah orang Arab-Muslim.
“Kebohongan tentang imigran Muslim mencoba memperkuat empat gagasan, yaitu mereka berbahaya, mereka memiliki hak istimewa dalam hal menerima kesejahteraan, mereka akan memaksakan budaya mereka, dan institusi akan mengizinkannya,” kata Jurnalis dan Pemeriksa Fakta Migrasi di Maldita Migracion, Natalia Diez.
Penyebaran berita palsu bertepatan dengan peningkatan imigran. Pada 2019, Spanyol mencatat rekor 748.759 imigran memasuki negara itu.
Warga Kolombia, Maroko, dan Venezuela merupakan tiga kebangsaan imigran terbesar. Menurut Diez, berita palsu erat kaitannya tentang Islam, terorisme, keuntungan, dan kekerasan.
“Kebohongan ini memiliki tujuan yang jelas untuk mengubah sebagian besar persepsi masyarakat tentang Muslim. Mereka terus memperkuat argumen palsu hingga akhirnya dipercayai oleh orang-orang,” ujar dia.