Selasa 09 Feb 2021 12:22 WIB

Anies Jelaskan Alasan Minta Bantuan Pusat Tangani Covid-19

Anies bantah angkat tangan menangani Covid seperti dikatakan ketua Gerindra Jaktim.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat, Ahad (24/1).
Foto: @aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat, Ahad (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan membantah bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyerah atau angkat tangan dalam penanganan Covid-19 di Ibu Kota. Anies menjelaskan, Pemprov DKI hanya ingin agar pemerintah daerah yang berada di sekitar Jakarta dapat meningkatkan kapasitas perawatan pasien virus corona.

"Ingat saat itu sempat ramai disebutkan Jakarta angkat tangan atau apa. Sama sekali bukan, Jakarta menginginkan agar daerah-daerah itu juga meningkatkan kapasitas untuk perawatan," kata Anies dalam diskusi daring, Senin (8/2).

Beberapa waktu lalu, Ketua DPC Partai Gerindra Jakarta Timur, Ali Lubis meminta Anies mundur sebagai gubernur DKI. Ali menganggap Anies telah menyerah menangani Covid-19 lantaran menyerahkan penanganan pandemi ke pemerintah pusat.

Menurut Anies, yang mampu membantu Pemprov DKI untuk meningkatkan kapasitas perawatan pasien covid-19 adalah pemerintah pusat. Sebab, selama ini, Pemprov DKI pun selalu dibantu oleh pemerintah pusat terkait penanganan pandemi virus corona.

Salah satu contohnya, kata dia, saat Jakarta mengkonversi sebanyak 63 persen tempat tidur rumah sakit umum daerah (RSUD) untuk perawatan pasien covid-19. Anies menuturkan, kebijakan itu juga dibarengi dengan adanya penambahan jumlah tenaga kesehatan.

"Jadi ketika kami lakukan perekrutan (tenaga kesehatan), untuk gaji dan lain-lain, kami dibantu oleh BNPB, Gugus Tugas Nasional. Jadi, ini contoh bahwa kita melakukan konversi, pemerintah pusat bantu pembiayaan. Tapi kalau kita tidak lakukan konversi, pemerintah pusat ya tidak bisa bantu pendanaan," jelas Anies.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU untuk pasien terkonfirmasi Covid-19 terus meningkat. Dia menyebut, hingga kini, secara keseluruhan total tempat tidur di ruang isolasi sebanyak 8.259 unit dan di ICU terdapat 1.133 unit.

"Selama dua pekan terakhir, kita secara konsisten berhasil menurunkan bed occupancy rate dimana per tanggal 24 Januari, yakni dari 86 persen menjadi 72 persen sedangkan untuk kapasitas ICU kita dari 84 persen turun menjadi 74 persen," ujar Widyastuti.

Sebelumnya, kapasitas ketersediaan rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta hampir penuh. Pemprov DKI Jakarta pun berencana akan makukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk memberikan dukungan bantuan kepada daerah-daerah di sekitar Ibu Kota dalam menyiapkan kapasitas rumah sakit hingga ICU.

"Pak gubernur sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, melalui pemerintah pusat nanti akan mengkoordinasikan dukungan bantuan bagi daerah-daerah selain Jakarta agar dapat juga mempersiapkan rumah sakit, tempat tidur, ruang ICU, dan sebagainya, kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Selasa (19/1) malam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement