Selasa 09 Feb 2021 12:46 WIB

Penerapan Aturan Ketat Kunci China Lepas dari Covid-19

China merupakan negara pertama melaporkan Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang wanita yang mengenakan masker wajah memindai kode QR untuk mendapatkan kode kesehatannya agar melewati pemeriksaan keamanan dengan relawan keamanan publik sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran penyakit virus korona (Covid-19), di daerah pemukiman Wuhan, Cina , 22 Januari 2021. Hari 23 Januari 2021 menandai peringatan satu tahun dimulainya penguncian 76 hari yang ketat di kota Wuhan di China, tempat virus corona pertama kali ditemukan sebelum menyebar ke seluruh dunia menjadi pandemi global yang mematikan.
Foto: EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
Seorang wanita yang mengenakan masker wajah memindai kode QR untuk mendapatkan kode kesehatannya agar melewati pemeriksaan keamanan dengan relawan keamanan publik sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran penyakit virus korona (Covid-19), di daerah pemukiman Wuhan, Cina , 22 Januari 2021. Hari 23 Januari 2021 menandai peringatan satu tahun dimulainya penguncian 76 hari yang ketat di kota Wuhan di China, tempat virus corona pertama kali ditemukan sebelum menyebar ke seluruh dunia menjadi pandemi global yang mematikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar (Kedubes) China untuk Indonesia menyatakan keberhasilan pemerintahannya memerangi virus corona berkat penerapan aturan yang ketat. Padahal, China sebagai negara pertama yang melaporkan tidak memiliki pengalaman atas virus baru itu.

"China sebagai negara paling awal yang melaporkan pandemi Covid-19 tidak punya pengalaman di diagnosis, pengobatan, dan pencegahan terhadap virus tersebut," ujar Juru Bicara Kedubes China untuk Indonesia, Qiu Xinli, dalam konferensi pers virtual pada Selasa (9/2).

Baca Juga

Kondisi itu, diakui Konselor Bidang Politik itu, membuat pemerintah bingung. Namun, langkah awal yang diterapkan dengan membagi empat kelompok pasien, yaitu kelompok pasien terkonfirmasi terpapar, pasien yang diduga terpapar, pasien yang demam, dan kontak erat dengan terkonfirmasi. Setelah itu, pemerintah China menerapkan skala temukan, laporkan, karantina, dan mengobati.

"Mengobati yang harus diobati, tes yang harus dites, karantina ya harus dikarantina, secara maksimal mendorong percepatan penangan Covid-19," ujar Qiu.

Qiu mencontohkan dengan Wuhan sebagai kota yang melaporkan kasus pertama virus corona. Pemerintah Wuhan melakukan dua putaran pemeriksaan secara menerus terhadap 4,21 juta penduduk kota.

Kondisi itu memungkinkan tidak ada sumber penularan yang tertinggal. Pada waktu yang sama, diterapkan penutupan dan pengetatan untuk jalur di Provinsi Hubei, terutama Wuhan.

"Dengan tindakan-tindakan penanganan paling ketat dan paling menyeluruh di atas, kami berhasil mengatur sumber penularan dan memutuskan rantai penularan" ujar Qiu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement