Selasa 09 Feb 2021 15:20 WIB

Munarman: Peristiwa Lama Dipakai untuk Usaha Menangkap Saya

Munarman buka suara usai dikaitkan dengan acara baiat ISIS di Sulsel pada 2015.

Rep: Rizky Suryarandika, Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Eks Sekum FPI, Munarman.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Eks Sekum FPI, Munarman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eks Sekertaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman, buka suara soal dugaan keterlibatannya dengan organisasi teroris. Munarman mempertanyakan hukum di Tanah Air atas tuduhan yang menimpanya.

Munarman menyayangkan jika peristiwa yang terjadi pada 2015 digunakan untuk menjeratnya. Achmad Aulia, terduga teroris Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), sebelumnya mengutarakan, pada 2015 terjadi baiat masuk jaringan teroris ISIS di Jalan Sungai Limboto, Makassar, Sulawesi Selatan, yang diklaim dihadiri Munarman.

Baca Juga

"Kasihan peristiwa lama dipakai untuk berusaha menangkap saya. Bahkan, mengorbankan menangkap banyak orang. Peristiwa zalim ini seharusnya dihentikan," kata Munarman dalam keterangan video yang diterima Republika pada Selasa (9/2).

Munarman meragukan kebenaran keterangan yang disampaikan Achmad Aulia pada kepolisian. Ia merasa heran mengapa cuma didasari pengakuan Achmad Aulia dirinya dikaitkan dengan ISIS. Ia mempertanyakan bukti lainnya jika diduga terlibat ISIS.

"Kalau memang mau nuduh saya silakan saya jawab. Kalau dari pengakuan satu orang diuber orang lain kok lucu cara bekerja hukum. Kalau ada orang yang bilang bunuh orang di laut hitam dikejar juga sama seluruh dunia karena di situ dekat Israel?" ujar Munarman.

Munarman memang mengakui pernah hadir dalam kegiatan FPI di Makassar pada 2015. Hanya saja, kehadirannya diklaim dalam kapasitas sebagai narasumber seminar saja.

"Kehadiran saya di Makassar dalam rangka sebagai narasumber diundang FPI Makassar adalah berupa seminar," tegas Munarnan.

Munarman juga sudah menggali keterangan soal Achmad Aulia pada eks Dewan Pimpinan Daerah FPI Sulawesi Selatan, Habib Muchsin Al-Habsyi dan FPI Makassar. Munarman menemukan Ahmad Aulia tidak pernah terdaftar sebagai anggota atau Laskar FPI dimanapun. Ahmad Aulia hanya pernah mengikuti kegiatan FPI.

"Tidak ada yang kenal dengan dia. Dia tidak pernah jadi anggota FPI," sebut Munarman.

Munarman menyatakan FPI ketika masih aktif punya mekanisme ketat dalam menjaring anggota. Tak sembarang orang bisa masuk kepengurusan FPI. Walau begitu, FPI buka pintu lebar-lebar jika masyarakat ingin hadir di kegiatan FPI.

"Keanggotan (FPI) sangat ketat seleksinya. Kecuali acara-acara itu terbuka boleh simpatisan hadir. Atribut FPI makanya bebas dijual," ucap Munarman.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement