Advertisement

In Picture: Bappenas Estimasi Pandemi Terkendali September, Syaratnya...

Selasa 09 Feb 2021 15:20 WIB

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Dwi Murdaningsih

Ilustrasi Covid-19

Foto: Pixabay
Angka reproduksi efektif harus turun menjadi 0,9 untuk mengendalikan pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/ Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) mengestimasikan, wabah Covid-19 dapat terkendali pada September tahun ini. Proyeksi tersebut dapat direalisasikan dengan berbagai faktor, terutama terkait proses vaksinasi.

Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan, untuk mencapai target, angka reproduksi efektif harus turun menjadi 0,9 dari kondisi saat ini yang masih di level 1,2. Semakin rendah angka ini menunjukkan wabah yang semakin terkendali.

Baca Juga

Agar bisa menurunkan reproduksi efektif, vaksinasi harus diberikan kepada 70,9 juta orang sejak 1 Maret 2021. Mereka merupakan 39 persen dari penduduk Indonesia yang berusia 18 tahun ke atas, dengan pengecualian ibu hamil, penyintas Covid-19 dan mereka dengan penyakit bawaan tertentu atau komorbid.

Perhitungan ini juga menggunakan asumsi, efikasi vaksin yang digunakan yakni Sinovac, berada di level 65 persen. "Asumsi lainnya, vaksin diberikan dua dosis dengan jeda 14 hari dan efek perlindungan optimal tercapai setelah 14 hari kedua," kata Suharso dalam konferensi pers secara virtual pada Selasa (9/2).

Asumsi berikutnya, vaksinasi masyarakat umum dapat dimulai pada awal bulan depan dengan 31 ribu vaksinator. Tiap vaksinator dapat melakukan vaksinasi ke 30 orang setiap harinya atau berarti ada 930 ribu dosis yang diberikan setiap harinya.

Apabila ini bisa dilakukan, Suharso meyakini akan terjadi penurunan kasus baru secara konsisten hingga angka reproduksi efektifnya berada di level 0,9 pada September. "Ini sebuah optimisme yang mesti dijaga," tuturnya.

Hasil yang lebih cepat bisa dicapai apabila pemerintah mendapatkan tambahan vaksin Pfizer, AstraZaneca dan Novavak yang mempunyai efikasi lebih tinggi. Penambahan jumlah vaksinator dengan kapasitas yang meningkat, diiringi dengan persediaan cold chain juga menjadi faktor pendukung berikutnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/ Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) mengestimasikan, wabah Covid-19 dapat terkendali pada September tahun ini. Proyeksi tersebut dapat direalisasikan dengan berbagai faktor, terutama terkait proses vaksinasi.

Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan, untuk mencapai target, angka reproduksi efektif harus turun menjadi 0,9 dari kondisi saat ini yang masih di level 1,2. Semakin rendah angka ini menunjukkan wabah yang semakin terkendali.

Baca Juga

Agar bisa menurunkan reproduksi efektif, vaksinasi harus diberikan kepada 70,9 juta orang sejak 1 Maret 2021. Mereka merupakan 39 persen dari penduduk Indonesia yang berusia 18 tahun ke atas, dengan pengecualian ibu hamil, penyintas Covid-19 dan mereka dengan penyakit bawaan tertentu atau komorbid.

Perhitungan ini juga menggunakan asumsi, efikasi vaksin yang digunakan yakni Sinovac, berada di level 65 persen. "Asumsi lainnya, vaksin diberikan dua dosis dengan jeda 14 hari dan efek perlindungan optimal tercapai setelah 14 hari kedua," kata Suharso dalam konferensi pers secara virtual pada Selasa (9/2).

Asumsi berikutnya, vaksinasi masyarakat umum dapat dimulai pada awal bulan depan dengan 31 ribu vaksinator. Tiap vaksinator dapat melakukan vaksinasi ke 30 orang setiap harinya atau berarti ada 930 ribu dosis yang diberikan setiap harinya.

Apabila ini bisa dilakukan, Suharso meyakini akan terjadi penurunan kasus baru secara konsisten hingga angka reproduksi efektifnya berada di level 0,9 pada September. "Ini sebuah optimisme yang mesti dijaga," tuturnya.

Hasil yang lebih cepat bisa dicapai apabila pemerintah mendapatkan tambahan vaksin Pfizer, AstraZaneca dan Novavak yang mempunyai efikasi lebih tinggi. Penambahan jumlah vaksinator dengan kapasitas yang meningkat, diiringi dengan persediaan cold chain juga menjadi faktor pendukung berikutnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 

Ikuti Berita Republika Lainnya