REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan, kerja sama dengan TNI-Polri merupakan suatu bentuk upaya memenangkan perang melawan Covid-19. Menurut dia, untuk mengurangi lajur penularan virus itu salah satunya diperlukan kemampuan intelijen yang kuat.
"Strateginya kita harus memiliki kemampuan intelijen yang kuat untuk melakukan identifikasi di mana dan siapa musuhnya dengan melakukan program testing dan tracing," kata Budi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (9/2).
Budi juga menyatakan, strategi yang perlu dilakukan juga ialah melakukan program vaksinasi untuk mengurangi lajur penularan musuh-musuh tak kasat mata itu. Dengan bekerja bersama TNI-Polri, maka hal-hal tersebut bisa dilakukan hingga ke level terbawah, yakni di desa, kabupaten kota, RT, dan RW.
"Peperangan ini tidak bisa kita menangkan dengan ngebom satu kota hancur semua. mati semua penduduknya. Untuk itu dibutuhkan jaringan sampai level terbawah," kata dia.
Sementara Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, mengerahkan 29.736 prajurit untuk menjadi tracer atau pelacak penyebaran kasus Covid-19. Para prajurit itu akan beroperasi di tujuh provinsi yang melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro di Jawa dan Bali.
"TNI akan mengerahkan 27.866 Babinsa, 1.768 Babinpotmar, dan 102 Babinpotdirga di tujuh provinsi di Jawa-Bali yang melaksanakan PPKM skala mikro," ujar Hadi dalam Apel Gelar Kesiapan Vaksinator dan Tracer Covid-19 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (9/2).
Hadi menerangkan, sebelum diterjunkan ke wilayah kerjanya masing-masing, para Babinsa, Babinpotmar, dan Babinpotdirga akan diberi pelatihan menjadi tracer Covid-19 terlebih dahulu. Dengan begitu, mereka akan dapat membantu pemerintah dalam mrlakukan tracing Covid-19 di tengah masyarakat.
"Di samping bertugas sebagai penegak disiplin protokol kesehatan, para prajurit TNI tersebut dapat membantu pemerintah untuk melaksanakan tracing Covid-19," kata dia.
Babinsa, kata Hadi, merupakan ujung tombak TNI di tengah masyarakat. Karena itu, Babinsa ia minta untuk dapat menjadi agen pencegahan, pendeteksian, dan penanggulangan Covid-19 di desa.
Pada apel gelar kesiapan ini terdapat 500 Babinsa, 50 Babinpotmar, 30 Babinpotdirga, 25 vaksinator TNI, dan 475 tenaga kesehatan TNI. Menurut Hadi, itu merupakan bentuk kesiapan TNI dalam melaksanakan instruksi presiden dalam pengimplementasian kebijakan PPKM skala mikro di Jawa dan Bali.
"475 personel TNI yang hari ini dilatih akan menjadi pelatih bagi lebih dari 27.000 babinsa lainnya yang ada di Jawa dan Bali yang akan melaksanakan PPKM skala mikro," kata dia.