REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Indosat Ooredoo melepas sekitar empat ribu menara telekomunikasi miliknya akan direspons positif oleh pasar keuangan. Dari kajian Indonesia Information and Communication Technology (ICT) Institute jika Indosat kembali melakukan aksi monetisasi menaranya seperti 2019 lalu, pasar akan merespons positif meskipun di tengah pandemi.
“Bahkan, bisa saja harga per menaranya naik dibanding tahun lalu," Direktur Indonesia ICT Institute Heru Sutadi dalam keterangan resmi, Selasa (9/2).
Indosat Ooredoo pada 2019 lalu menjual 3.100 menaranya kepada PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Protelindo. Tercatat sebanyak 2.100 menara dilepas kepada Mitratel, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Sedangkan seribu menara dilepas kepada Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan penjualan 3.100 menara waktu itu menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 6,39 triliun.
Kabarnya pada penjualan ini, pemain besar sektor menara seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui Protelindo, Mitratel, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Centratama Telekomunikasi (CENT) akan menjadi bidder dalam lelang yang digelar anak usaha Ooredoo.
“Untuk transaksi tahun ini, harganya bisa saja naik signifikan karena aset yang dijual memiliki kualitas lebih baik," katanya.
Selain itu permintaan demand data terus meningkat, operator berlomba menerapkan 5G menyebabkan demand menara telekomunikasi terus bertumbuh. Adapun rencana penghapusan daftar negatif investasi dalam omnibus law membawa angin segar dan meningkatkan minat investor asing terhadap sektor menara telekomunikasi di Indonesia.