Selasa 09 Feb 2021 21:06 WIB

Nasihat Imam Nawawi dan Ghazali Bagi Peziarah Madinah

Imam Nawawi dan Imam Ghazali memberikan nasihat untuk peziarah Madinah

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Imam Nawawi dan Imam Ghazali memberikan nasihat untuk peziarah Madinah. Masjid Nabawi, Madinah.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Imam Nawawi dan Imam Ghazali memberikan nasihat untuk peziarah Madinah. Masjid Nabawi, Madinah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Terdapat sejumlah adab yang patut penting dilakukan selama berziarah ke Kota Madinah. Ini lantara Kota Madinah merupakan kota yang dilindungi lantaran terdapat makam Rasulullah, Muhammad SAW.  

Imam Nawawi menulis bahwa di antara adab berziarah ke Madinah adalah senantiasa menghadirkan keagungan Madinah selama tinggal di sana. 

Baca Juga

Imam Nawawi yang merupakan seorang wali Allah SWT ini menyarankan agar jamaah ketika ziarah ke Madinah hendaknya selalu membayangkan bahwa Allah SWT telah menjadikan kota ini sebagai tempat hijrah dan dan matakdirkan Madinah sebagai tempat tinggal kekasihnya. 

"Hendaknya juga selalu menghadirkan di dalam hati bahwa Rasulullah SAW selalu melewati lorong-lorong dan ganggang kota ini," kata Imam Nawawi seperti ditulis Syekh Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Haji

Wali Allah yang lain yakni Imam Ghazali berkata, “Sejak pertama kali pandanganmu menatap Madinah hendaknya membayangkan bahwa inilah kota yang telah dipilih Allah SWT sebagai tempat tinggal bagi Nabi-Nya. Kemudian beliau SAW berhijrah ke tempat ini. Dan di kota inilah Allah SWT telah menurunkan syariat sucinya dan Rasul SAW telah menjalankan sunnah-sunnahnya," kata Imam Ghazali. 

Imam Ghazali menyarankan hendaknya sesampainya di Madinah jamaah membayangkan juga bahwa Rasulullah SAW telah berjihad memerangi musuh-musuhnya, dan di kota inilah agama beliau SAW mendapatkan kemenangan sehingga beliau SAW wafat di kota ini dan makamnya berada di kota ini. "Dan disinilah pula kedua menteri beliau dimakamkan," katanya. 

Di kota ini juga, kata Imam Ghazali, telapak kaki Rasulullah SAW menginjak tanah. Untuk itu hendaknya selalu berpikir bahwa tanah yang kita ini mungkin pernah diinjak Rasulullah SAW. 

"Oleh karena itu kamu hendaknya kita melangkahkan kaki kita dengan penuh ketenangan dan kewibawaan sambil merasa takut bahwa tanah yang kita pijak ini pernah diinjak Rasulullah," katanya. 

Dan ketika berjalan, hendaknya membayangkan cara berjalan Nabi SAW yang telah tercantum dalam hadits. Dan juga selalu memikirkan bahwa Rasulullah SAW telah dimuliakan dan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT.  

"Di mana Allah SWT meletakkan nama beliau saw di sisi nama-Nya dan hendaknya selalu merasa khawatir jangan-jangan karena kita tidak beradab, amalan-amalan kita yang lalu menjadi sia-sia," katanya. 

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya mengatakan, apa yang dikatakan Imam Ghazali di atas merujuk pada firman Allah surat al-Hujurat ayat 2: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu meninggikan suara melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus pahala amalmu sedangkan kamu tidak menyadari."

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement